Selain dampak negatif pada otak, juga akan berdampak pada pendengaran bayi tersebut.
Pendengaran bayi masih belum terlalu baik atau matang. Sehingga apabila mendengar sesuatu dengan intensitas, frekuensi, dan juga volume yang kencang, maka akan mengakibatkan kerusakan permanen pada telinga.
“Jadi dia bisa tuli seumur hidup,” terangnya.
Baca juga: Apa Itu Hubungan Inses yang Bisa Melahirkan Bayi Cacat Bawaan? Ini Penjelasan Dokter
Miza juga mengungkapkan, bayi mempunyai refleks yang disebut dengan refleks primitif.
“Refleks primitif adalah refleks yang dia bawa dari dia lahir. Refleks primitif itu salah satunya refleks moro,” katanya.
Refleks moro sendiri adalah bayi yang suka kaget tanpa penyebab yang jelas.
“Refleks moro itu menandakan otak bayi normal,” ucapnya.
Justru menurutnya, orangtua harus khawatir jika bayinya tidak mempunyai refleks moro atau tidak sering dan mudah kagetan.
“Refleks itu biasanya akan menghilang sekitar bayi berumur 4 bulan,” jelasnya.
Sebelum bayi berumur sekitar 4-5 bulan, ia akan kaget dengan alasan yang sepele.
“Cuman dengar suara orang buka bungkus apa dia kaget, getar dikit dia kaget,” terangnya.
Hal itu juga menandakan bahwa bayi mempunyai pendengaran dan otak yang sehat.
“Jadi bayi kaget itu jangan dihindari. Itu justru sebenarnya adalah tanda bahwa bayi itu punya perkembangan otak yang normal,” tutupnya.
Baca juga: China Pertimbangkan Wanita Lajang Bisa Lakukan Bayi Tabung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.