Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan 32 Biksu dari Thailand ke Borobudur Menyingkap Wajah Toleransi Indonesia

Kompas.com - 19/05/2023, 12:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjalanan thudong 32 biksu dari Thailand ke Candi Borobudur menyingkap wajah toleransi Indonesia yang sebenarnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga di Indonesia menyambut hangat kedatangan para biksu, dari kota ke kota.

Beberapa bahkan tak segan menunggu di pinggir jalan dan menawarkan makanan serta minuman pelepas dahaga.

Bhante Maha Or (32) asal Malaysia mengakui toleransi warga Indonesia yang dinilainya lebih tinggi dari negara lainnya.

"Warga di sini tersenyum, memberikan minum, dan makanan. Padahal, yang menyambut rata-rata Muslim," ucapnya, dilansir dari Harian Kompas (16/5/2023).

Bhante Maha mengaku takjub dengan pluralisme warga Tanah Air.

Dia mengakatakan, perilaku tersebut berbanding terbalik dengan pemberitaan negatif tentang Indonesia yang beredar di luar negeri.

"Orang luar itu menganggap Indonesia, maaf, hanya berita negatif. Seperti ada teroris. Padahal, tidak seperti itu,” ujarnya.

Seperti diketahui, 32 biksu berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah untuk merayakan Hari Suci Waisak pada 4 Juni 2023.

Ritual itu dikenal dengan istilah thudong.

Baca juga: Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia, 32 Biksu Makan Maksimal Dua Kali Sehari Sebelum Siang


Lebih ramah dibanding negara lain

Wawan, salah satu bhante yang mengikuti ritual thudong juga membenarkan bahwa para biksu sangat terkesan dengan toleransi warga Indonesia.

"Dari keterangan bhante yang mengikuti thudong, semua mengakui bahwa toleransi di Indonesia sangat tinggi, dibanding negara lain yang dilaluinya," tuturnya, dilansir dari Antara.

Untuk diketahui, 32 biksu dari Thailand ini telah menyusuri beberapa negara sebelum akhirnya tiba di Indonesia untuk nanti mengakhiri langkah kakinya di pelataran Candi Borobudur.

Mereka sudah berjalan melewati Singapura hingga Malaysia.

Pendapat senada juga dirasakan dan diungkapkan oleh Bhante Maha Or.

Halaman:

Terkini Lainnya

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com