Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialami David Beckham, Ini Gejala dan Cara Mengobati OCD

Kompas.com - 01/05/2023, 19:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – David Beckham, mantan pesepakbola asal Inggris mengungkapkan bahwa ia mengalami obsessive compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif.

Hal itu ia ungkapkan dalam serial dokumenter yang dirilis oleh Netflix, perusahaan layanan streaming asal AS.

Dilansir dari The Guardian, suami dari Victoria Beckham ini bisa menghabiskan berjam-jam untuk membersihkan seluruh rumah, meski keluarganya masih tidur semua.

“Saya berkeliling membersihkan lilin, menyalakan lampu ke pengaturan yang tepat, memastikan semua tempat rapi,” ucap Beckham.

Ia juga membersihkan dapur hingga benar-benar bersih.

Victoria Beckham memberi respons hal itu bahwa “Dia (Beckham) sangat sempurna” dan dia menghargai atas apa yang dilakukan sang suami.

Baca juga: David Beckham Mengaku OCD, Sering Bersih-bersih Rumah Tengah Malam Saat Semua Orang Tertidur

Beckham akui alami OCD

Pada 2006, Beckham pernah mengakui dalam wawancaranya dengan ITV bahwa ia mengalami OCD dan berusaha untuk berhenti melakukan apa yang dilakukan saat OCD meskipun gagal.

“Saya menderita gangguan gangguan obsesif kompulsif di mana saya harus memiliki segalanya dalam garis lurus atau semuanya harus berpasangan. Saya akan menaruh kaleng Pepsi saya di lemari es dan jika ada terlalu banyak maka saya akan menaruhnya di lemari lain di suatu tempat … semuanya harus sempurna,”kata dia. 

Dikutip dari ClevelandClinic, OCD adalah suatu kondisi mental di mana seseorang mempunyai obsesi yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan kompulsi.

Obsesi adalah pikiran atau gambaran mental yang tidak diinginkan dan mengganggu yang menyebabkan kecemasan hebat. Sedangkan kompulsi adalah tindakan berulang yang dirasa harus dilakukan untuk meredakan atau menghilangkan obsesi.

Perilaku berulang tersebut dapat secara signifikan mengganggu interaksi sosial dan melakukan tugas sehari-hari.

Baca juga: Ramai soal Kebiasaan Bicara Sendiri Dikaitkan dengan Tanda Gangguan Mental dan Orang Cerdas, Benarkah? Ini Kata Psikolog

Gejala OCD

Gejala utama OCD adalah obsesi dan kompulsi yang mengganggu aktivitas normal. Namun perlu diagnosis oleh dokter apakah seseorang mengalami OCD atau mengalami masalah mental lainnya.

Gejala ini bisa datang dan pergi, mereda atau memburuk dari waktu ke waktu.

Gejala OCD dibagi menjadi dua, yakni obsesi dan kompulsi. Berikut contoh gejalanya:

Obsesi dalam OCD

  • Takut bersentuhan dengan zat yang dianggap terkontaminasi, seperti kuman atau kotoran.
  • Takut membahayakan diri sendiri atau orang lain karena Anda tidak cukup berhati-hati atau akan bertindak berdasarkan dorongan kekerasan.
  • Pikiran atau gambaran mental yang tidak diinginkan terkait dengan seks.
  • Takut melakukan kesalahan.
  • Perhatian berlebihan dengan moralitas ("benar atau salah").
  • Perasaan ragu atau jijik.
  • Perhatian yang berlebihan dengan orientasi seksual atau identitas gender.
  • Kebutuhan akan keteraturan, kerapian, simetri atau kesempurnaan.
  • Perlu kepastian terus-menerus.

Kompulsi dalam OCD

  • Mengatur barang-barang dengan cara yang sangat spesifik, seperti barang-barang di meja rias Anda
  • Mandi, membersihkan atau mencuci tangan berulang-ulang.
  • Mengumpulkan atau menimbun barang yang tidak memiliki nilai pribadi atau finansial.
  • Berulang kali memeriksa barang-barang, seperti kunci, sakelar, dan pintu.
  • Terus-menerus memeriksa bahwa Anda tidak membahayakan seseorang.
  • Terus-menerus mencari kepastian.
  • Ritual yang berkaitan dengan angka, seperti berhitung, melakukan tugas beberapa kali, atau terlalu memilih atau menghindari angka tertentu.
  • Mengucapkan kata atau doa tertentu saat melakukan tugas yang tidak berhubungan.

Baca juga: Mengapa Memasak Bisa Bermanfaat untuk Tingkatkan Kesehatan Mental Seseorang?

 

Pengobatan OCD

Dikutip dari MayoClinic, setidaknya ada lima cara untuk mengobati seseorang dari COD.

Dua pengobatan awal disebutkan, merupakan yang umum dilakukan. Sedangkan tiga lainnya dilakukan jika dua pengobatan awal tidak dapat setidaknya meredakan gejala OCD, bahkan justru resisten.

Lima cara untuk mengobati OCD sebagai berikut:

  • Psikoterapi

Psikoterapi untuk proses penyembuhan OCD dengan cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif.

Terapi ini efektif untuk kebanyakan orang dengan OCD dengan berbicara dengan seorang profesional di bidang kesehaatan mental.

CBT berfokus pada pikiran, perasaan, perilaku, dan reaksi fisik dari sang penderita.
Hal itu sebagai upaya membiasakan pasien dengan berbagai aspek kondisi dan secara bertahap meringankan gejalanya.

CBT dilakukan dengan sang professional memaparkan kepada penderita pada objek atau obsesi yang ditakuti, seperti kotoran.

Setelah itu penderita diminta untuk mempelajari cara menahan keinginan untuk melakukan tindakan kompulsifnya.

  • Obat-obatan

Obat psikiatri tertentu dapat membantu mengendalikan obsesi dan kompulsi dari penderita OCD. Namun, obat ini memerlukan resep dari dokter sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.

Paling umum, obat psikiatri yang digunakan adalah jenis antidepresan. Contohnya seperti:

    • Clomipramine (Anafranil) untuk orang dewasa dan anak-anak 10 tahun ke atas
    • Fluoxetine (Prozac) untuk orang dewasa dan anak-anak 7 tahun ke atas
    • Fluvoxamine untuk orang dewasa dan anak-anak 8 tahun ke atas
    • Paroxetine (Paxil, Pexeva) hanya untuk orang dewasa
    • Sertraline (Zoloft) untuk dewasa dan anak-anak 6 tahun ke atas.

Masih banyak lagi obat antidepresan dan psikiatri lainnya yang bisa diresepkan oleh dokter.

Baca juga: Benarkah Suka Bicara Sendiri dan Ngehalu adalah Tanda Gangguan Mental?

  • Program perawatan intensif rawat jalan dan residensial.

Program perawatan komprehensif yang menekankan prinsip-prinsip terapi exposure and response prevention (ERP) dapat membantu orang dengan OCD yang kesulitan untuk dapat berfungsi karena keparahan gejalanya.

Program ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu untuk mendapatkan hasilnya.

  • Deep brain stimulation (DBS)

DBS digunakan untuk mengobati OCD pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.

DBS melibatkan penanaman elektroda di area tertentu di otak. Ini akan menghasilkan impuls listrik yang dapat membantu mengatur impuls abnormal.

  • Transcranial magnetic stimulation (TMS)

TMS digunakan untuk penderita OCD dewasa yang berusia 22 hingga 68 tahun.

TMS adalah prosedur noninvasif yang menggunakan medan magnet untuk merangsang sel saraf di otak untuk memperbaiki gejala OCD.

Selama sesi TMS, kumparan elektromagnetik ditempatkan di kulit kepala dekat dahi. Elektromagnet akan memberikan getaran magnetik yang merangsang sel-sel saraf di otak.

Baca juga: Aturan Masuk Sekolah Pukul 05.00 Pagi di NTT, Psikolog: Bisa Berdampak pada Fisik dan Mental

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Tren
Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tren
Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com