Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Krikalev, Kosmonot Rusia yang Terkatung-katung di Luar Angkasa 311 Hari

Kompas.com - 24/03/2023, 22:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Misi luar angkasa Krikalev

Setelah tiba di MIR, Krikalev bersama dua penjelajah luar angkasa lainnya tidak memikirkan hal-hal politik.

Sebabnya, mereka diluncurkan dari Bumi untuk satu tujuan, yaitu melakukan perawatan MIR agar stasiun luar angkasa ini tetap berfungsi.

Selama di luar angkasa, Krikalev yang ditugaskan di MIR untuk misi selama lima bulan menghabiskan waktunya dengan berlatih.

Namun, impian Krikalev untuk pulang ke Bumi tertunda-tunda hingga total ia berada di luar angkasa selama sepuluh bulan.

Krikalev awalnya diberi kabar bahwa kosmonot yang akan menggantikannya telah digantikan oleh kosmonot asal Kazakhtan.

Sayangnya, kosmonot tersebut tak kunjung dikirim ke MIR karena ia dinilai kurang berpengalaman.

Alhasil, Krikalev harus menunggu lebih lama sembari penggantinya benar-benar siap.

Uni Soviet runtuh

Penantian Krikalev di luar angkasa semakin tidak menentu ketika negaranya mengalami pergolakan politik.

Gorbachev yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden Uni Soviet awalnya menerapkan kebijakan Glasnot, untuk memperbaiki kondisi politik dan ekonomi negara tersebut.

Namun, kebijakan tersebut malah menjadi bumerang bagi Gorbachev dan pemerintahannya hingga ia mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Buntut dari pengunduran diri Gorbachev, Uni Soviet bubar dan wilayah pecahannya membentuk 15 negara baru.

Mengetahui situasi negaranya yang karut-marut, Krikalev sebenarnya bisa kembali ke Bumi menggunakan kapsul Raduga.

Tetapi, Krikalev memutuskan tidak kembali menggunakan Raduga karena ia tidak ingin MIR terkatung-katung di luar angkasa tanpa awak.

Dilansir dari RBTH, Krikalev akhirnya tinggal untuk sementara waktu selama 311 hari atau sepuluh bulan di luar angkasa.

Durasi waktu tersebut lebih lama dari misi luar angkasa yang seharusnya berjalan lima bulan.

Kepulangan Krikalev ke Bumi

Setelah Uni Soviet bubar dan salah satu wilayahnya berdiri menjadi Rusia, negara ini memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik pada awalnya.

Rusia mengalami hiperinflasi sampai-sampai negara ini menjual kursi negara lain ke stasiun luar angkasa dengan roket Soyuz.

Tawaran ini membuat Australia membeli kursi seharga 7 juta dolar AS dan Jepang membeli kursi seharga 12 juta dolar AS.

Buruknya perekonomian Rusia membuat MIR juga berencana dijual dan kondisi ini memaksa kosmonot dan astronot lainnya pulang ke Bumi, kecuali Krikalev.

Karena Krikalev tidak kunjung kembali ke Bumi, ia meminta untuk dirikimkan madu sebagai perbekalan di luar angkasa.

Sayangnya, permintaan tersebut tidak dipenuhi dan ia dikirimkan lemon dan lobak karena ketiadaaan madu.

Setelah melalui berbagai kesulitan, Krikalev akhirnya kembali kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992.

Hal tersebut terjadi karena Jerman mau membayar 24 juta dolar untuk tiket penggantinya bagi Klaus-Dietrich Flade.

Saat mendarat di Bumi, Krikalev masih mengenakan baju kosmonot dengan tulisan USSR dan bendera Uni Soviet.

Ia dibopong oleh empat orang setibanya di Bumi dalam keadaan pucat dan berkeringat.

Orang di sekitar lantas membawakan Krikalev mantel bulu dan memberikannya semangkuk sup kaldu.

Pada saat ia mendarat di Bumi, kota kelahirannya Leningard telah berubah nama menjadi St. Peterburg.

Tak hanya itu, gaji Krikalev sebesar 600 rubel yang pada saat itu dinilai tinggi bagi seorang kosmonot tiba-tiba setara dengan gaji sopir bus karena hiperinflasi yang melanda Rusia.

Dilansir dari Historynet, Krikalev kemudian mendapat julukan warga negara Uni Soviet terakhir sekembalinya ia ke Bumi,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com