Pada dua partai tersebut, Bung Broto melihat Ahsan/Hendra tampak begitu menikmati pertandingan, tanpa ada tekanan dan rasa takut.
Bahkan pada semifinal, mereka menunjukkan mentalitas juara dengan mengalahkan China Liang Wei Keng/Wang Chang dengan skor 21-15, 19-21, dan 29-27.
"Pertandingan bulutangkis sangat membutuhkan sebuah stamina, kecepatan, kekuatan, tapi tidak kalah penting bagaimana pemain harus memiliki pengalaman yang bisa menutupi kekurangan untuk menjadi pemenang," ujarnya.
Baca juga: 5 Fakta Seputar Mundurnya Tim Bulu Tangkis Indonesia di All England
Bagi pasangan Fajar/Rian, ia menyebut final pertama di turnamen All England ini akan menjadi motivasi tersendiri bagi mereka.
Apalagi, All England menjadi salah satu turnamen paling bergengsi dan tertua di dunia.
"Semua pemain tentu ingin menorehkan sejarah, ini kesempatan yang baik bagi Fajar/Rian," kata dia.
Kendati demikian, Broto meminta agar Fajar/Rian tidak terlalu menggebu-gebu dalam bertanding, sehingga kurang menikmati pertandingan.
Baca juga: INFOGRAFIK: Sejarah All England
Pasalnya, semangat yang terlalu menggebu-gebu ini justru menjadi boomerang bagi para pemain dan tidak mampu menampilkan performa terbaiknya.
"Salah satu kunci kalau Fajar/Rian ingin jadi juara, mereka harus tenang, menikmati pertandingan, tidak terlalu menggebu-gebu. Karena kalau terlalu menggebu-gebu biasanya jadi boomerang, terlalu beban, permainan di final malah tidak keluar semua," paparnya.
"Kalau bisa menikmati pertandingan, bermain nothing to lose, saya kira segala kelebihannya bisa keluar semua," pungkasnya.
Baca juga: INFOGRAFIK: Profil Ahsan/Hendra, Juara Dunia Badminton 2019