Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warganet Malaysia Sebut Bumi Bakal Dilanda Kiamat Iklim pada 2040, Apa Maksudnya?

Kompas.com - 15/03/2023, 08:25 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video unggahan warganet Malaysia yang mengatakan Bumi akan mengalami kiamat iklim pada 2040 ramai dibicarakan di media sosial TikTok.

Akun TikTok @farhaanrahmat membagikan video yang menjelaskan es di Antartika akan mencair dan suhu Bumi menjadi hangat.

Dua hal itu menunjukkan Bumi akan mengalami kiamat iklim.

@farhaanrahmat Cuaca sekarang pun dah terasa kepanasannya, bayangkan kalau apa yang diramalkan betul-betul berlaku di Antartika. Lagi panas la suhu dunia, kan? ???????? Takutnya!!! Untuk lebih info, ada seorang rakyat Malaysia kita yang berada di sana dan buat ekspidisi di Antartika. Boleh follow @SharifahMazlinaExpeditor @Kiamat Iklim untuk info terkini di sana ???? #LearnOnTikTok #JomBelajar #fakta #isusemasa #farhaanrahmat ? For movie / picture / action / suspense - G-axis sound music

"18 tahun lagi menuju 2040, dunia akan diprediksi mengalami kiamat iklim," ujar pengunggah.

Ia juga menyatakan akan ada banyak bencana alam yang terjadi saat itu.

Diunggah pada Rabu (8/3/2023), hingga Selasa video tersebut telah tayang sebanyak 457.700 kali, disukai 36.100 warganet, dan mendapatkan 673 komentar.

Lalu, apa itu kiamat iklim dan benarkah akan terjadi di Bumi pada 2040?

Baca juga: Waspada, Prediksi Peneliti Badai Matahari Picu Kiamat Internet, Fenomena Apa Itu?


Tanggapan BMKG

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supari mengungkapkan, kiamat iklim bisa benar-benar terjadi di Bumi pada 2040.

"Iya, jika laju pemanasan tidak melambat," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Supari menjelaskan, kiamat iklim merupakan istilah yang digunakan Dr Sharifah Mazlina, seorang warga Malaysia yang menjadi anggota tim ekpedisi ke Kutub Selatan untuk mencari tahu dampak perubahan iklim di kawasan Antartika.

"Istilah kiamat iklim sebetulnya merujuk kepada fenomena krisis iklim," tambahnya.

Krisis iklim merupakan krisis akibat perubahan iklim secara signifikan yang terjadi di seluruh dunia. Krisis ini terjadi berkat aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida.

Menurutnya, perubahan iklim yang signifikan ditandai dengan pemanasan suhu global hingga mencapai ambang batas 1,5 celsius di atas kondisi pra-industri.

Supari menjelaskan, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah panel ilmiah buatan PBB yang berisikan para ilmuwan perubahan iklim dari seluruh dunia, pada 2018 mengeluarkan laporan berjudul "Special Report on Global Warming of 1,5°C".

Laporan ini mengungkapkan, suhu Bumi akan memanas hingga mencapai 1,5 celsius atau naik dari 1,25 pada 2017.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com