KOMPAS.com - Nama tiga jenderal kerap disebut dalam peristiwa Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret.
Ketiga jenderal itu, disebut bertindak sebagai "kurir" yang membawa Surat Perintah Sebelas Maret kepada Sukarno.
Dilansir dari situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, tiga jenderal bertemu dengan Presiden Sukarno di Istana Bogor pada 11 Maret 1996.
Mereka yakni Brigjen Amir Machmud, Brigjen M Yusuf, dan Mayjen Basuki Rachmat.
Ketiga jenderal tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Mereka disebut memiliki kedekatan dengan Bung Karno sehingga diutus untuk membawa Supersemar.
Lantas, seperti apa profil tiga jenderal yang membawa Supersemar?
Baca juga: Sejarah Supersemar: Kronologi, Tokoh, dan Kontroversinya
Masih dari sumber yang sama, ketiga jenderal yang disebut di atas memiliki peran jauh lebih besar.
Pasalnya, penyerahan Supersemar terjadi setelah perundingan yang cukup alot.
Berikut profil ketiga jenderal tersebut:
Amir Machmud lahir di Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 1923.
Ia adalah anak dari seorang pegawai perusahaan publik di bawah pemerintah kolonial Belanda.
Dilansir dari Kompas.com (5/9/2022), Amir Machmud bergabung di PETA pada 1943 dan menjadi komandan peleton.
Dia juga pernah menjadi salah satu pemimpin militer di Lembang, Bandung, Jawa Barat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada 1946, Amir Machmud menjadi Kepala Kodam VI/Siliwangi (Divisi Siliwangi).