Satria menuturkan, kebijakan ini juga berpotensi meningkatkan pengeluaran orangtua.
Pasalnya, siswa yang rumahnya jauh dari sekolah dan belum adanya kendaraan umum memaksa mereka menyewa kos di dekat sekolah.
"Atau mereka terpaksa beli kendaraan bermotor. Pengeluaran biaya sekolah membengkak naik," ujarnya.
Kondisi serupa juga akan dialami oleh guru. Padahal, gaji guru honorer saat ini masih sangat rendah.
Baca juga: Sekolah di NTT Masuk Jam 5 Pagi, DPRD: Kebijakan Abnormal, Tak Masuk Akal
Sementara itu, dokter sekaligus praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran Andreas Prasadja mengatakan, siswa SMA di NTT yang harus masuk pukul 05.00 akan berdampak pada penurunan kualitas siswa.
Dengan jam masuk yang begitu pagi, ia menyebut jam tidur anak akan semakin berkurang.
Padahal, tidur yang cukup adalah faktor yang dapat menjamin kualitas tubuh manusia, baik dari sisi kesehatan, kecerdasan, daya ingat, maupun kreativitas.
Ketika kurang tidur, maka akan ada beberapa risiko kesehatan, seperti turunnya daya tahan tubuh sehingga menimbulkan risiko berbagai penyakit, seperti jantung, kanker, serta penurunan performa siswa.
Ia menjelaskan, jam tidur remaja dan dewasa muda secara biologis adalah pukul 23.00 ke atas, sehingga otak sebenarnya baru aktif sekitar 09.30-10.00 pagi.
Sumber: (Kompas.com/Sandra Desi Caesaria/Nur Rohmi Aida | Editor: Dian Ihsan/Sari Hardiyanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.