Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Flu Burung, Ini Sejarah dan Risiko Penularannya pada Manusia

Kompas.com - 25/02/2023, 17:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit flu burung kembali ramai dibicarakan menyusul kasus kematian gadis 11 tahun asal Kamboja pada 16 Februari 2023 akibat terinfeksi virus H5N1 tersebut.

Tidak hanya itu, Antara (22/2/2023) juga memberitakan, paling tidak 716 ekor singa laut di kawasan lindung Peru mati akibat flu burung.

Penyakit yang disebabkan virus ini juga telah membunuh 63.000 ekor burung di Peru sejak November 2022.

Kementerian Kesehatan RI menyatakan lewat pernyataan tertulis pada Sabtu (25/2/2023),  bahwa belum ada laporan penularan flu burung di Indonesia.

Meski begitu, kondisi ini menyebabkan Kemenkes segera melakukan tindakan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung dengan merilis Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang ditetapkan Kamis (24/2/2023.

Baca juga: Kemenkes Peringatkan Kewaspadaan terhadap Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b


Sejarah flu burung

Dilansir dari CDC, flu burung pertama kali muncul di Italia bagian utara pada 1878. Penyakit yang dikenal sebagai "wabah unggas" ini menyebabkan banyak unggas mati.

Baru pada 1995, penyakit ini diketahui terjadi akibat virus influenza tipe A.

Perkembangannya, pada 1981, istilah “wabah unggas” berganti nama menjadi penyakit flu burung.

Selanjutnya, dikutip dari Kompas.com (2/6/2021), virus flu burung tipe H5N1 terdeteksi menjangkit manusia pada 1997 semasa wabah unggas di Hong Kong.

Virus ini lantas menyebar ke 50 negara di Afrika, Asia, Eropa, hingga Timur Tengah. Saat itu, ada enam negara endemik virus flu burung, yaitu Bangladesh, China, Mesir, India, Indonesia, dan Vietnam.

Wabah flu burung semakin meluas pada 2003. Dari Asia, penyakit ini kemudian menyebar ke seluruh bagian benua lain.

Baca juga: Gadis 11 Tahun Meninggal karena Flu Burung di Kamboja, WHO Peringatkan Semua Negara Waspada

Pada Januari 2014, Kanada melaporkan kejadian infeksi flu burung antarmanusia pertama di dunia. Penyakit ini terdeteksi pada seorang pendatang yang baru pulang dari China.

Penderita penyakit flu burung semakin bertambah seiring mutasi virus yang terus muncul.

CDC memberitakan, sepanjang 2020, pertukaran genetik antara virus flu burung dan burung liar menyebabkan munculnya virus baru, yaitu HPAI, H5N1, serta virus NA dengan N1 NA dari unggas liar.

Setahun kemudian, virus ini berkembang hingga menyerang anjing laut dan rubah liar. Di saat yang sama, semakin banyak manusia yang positif mengidap flu burung.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com