Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Perempuan Terlambat Haid 47 Hari, Apa Penyebabnya? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 10/02/2023, 18:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan soal perempuan yang telat haid lebih lebih dari satu bulan, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut berasal dari akun ini, pada Kamis (9/2/2023).

Dalam unggahan itu tertulis bahwa perempuan itu tidak haid selama 47 hari padahal ia tidak pernah melakukan hubungan seksual.

Hingga Jumat (10/2/2023), unggahan itu telah dilihat sebanyak 306.500 dan mendapatkan 569 komentar.

Baca juga: Bolehkah Keramas Saat Haid? Ini penjelasan Dokter

Respons warganet

Unggahan itu juga mendapat banyak respon dari warganet. Beberapa mengatakan penyebab terlambat haid bisa karena stres dan ada juga yang mengatakan bahwa itu bisa jadi penyakit lain.

"Kalau udah telat haid 1 bulan wajib ke dokter obgyn karena itu gak normal. harus diperiksa penyebabnya apakah hormon atau ada penyakit lain," tulis akun ini.

"Aku juga pernah telat 45 hari efek keseringan bergadang sama jarang makan sayur terus stress. Coba kamu atur pola hidupnya dari makan, olahraga, tidur, sering minum air putih. coba minum jamu, kalau gak ngaruh juga ke dokter," kata kaun ini.

"Aku juga pernah telat sebulan lebih nder, hampir mo dua bulan keknya. Baca pengalaman orang katanya jangan terlalu stress, dan aku nyoba relaks-in diri aku, ngurang-ngurangin pikiran. Eh dua hari kemudian haid. Mungkin faktor stress?," ungkap akun ini.

Lantas, apa yang menyebabkan seseorang terlambat haid, dan berbahayakah?

Baca juga: Viral Twit soal Perempuan Tidak Wajib Bekerja Saat Sakit Haid, Kemnaker: Diatur dalam UU


Penjelasan dokter

Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Wawang Sukarya menyebutkan, perempuan akan mengalami siklus haid normal di antara 21-35 hari sekali.

Bila sebelum 21 hari sudah haid lagi, berarti dalam satu tahun terjadi lebih dari 12 kali haid. Kondisi tersebut dikenal dengan polimenorea.

Sedangkan, bila haid terjadi lebih dari 35 hari sekali, maka dalam satu tahun terjadi haid kurang dari 12 kali. Hal ini disebut oligomenore.

"Dalam kasus tidak haid lebih dari 47 hari, maka dia itu termasuk oligomenore," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/2/2023).

Wawang menjelaskan bahwa ada beberapa faktor penyebab perempuan mengalami telat haid. Paling umum terjadi yakni karena masalah hormon yang mempengaruhinya, salah satunya hormon endokrin.

Hormon endokrin itu bisa membantu mengendalikan suasana hati, pertumbuhan dan perkembangan, cara kerja organ kita, metabolisme, dan reproduksi. Sistem endokrin mengatur seberapa banyak setiap hormon dilepaskan.

"Itu bisa karena hormon endokrin yang dihasilkan indung telur belum stabil," jelasnya.

Selain itu, ada penyebab lain yakni karena tidak terjadi ovulasi atau ada penyakit sistemik seperti hipertensi, diabetes melitus, anemia, hipertensi dan gagal ginjal kronik.

Sehingga menyebabkan jumlah darah haid dan lamanya haid berkurang.

Baca juga: Bisakah Rasa Sakit Saat Haid Dicegah? Dokter Beri Penjelasan

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com