ANIES Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, di akun Instagram @aniesbaswedan baru-baru ini menulis, “Seorang pemimpin haruslah pemimpi yang memiliki ‘N’, kemampuan untuk mengubah gagasan, mimpi menjadi kenyataan.
Anies memberikan analogi dua kata, yakni mimpi dan mimpin, pemimpi dan pemimpin.
Pilihan kata-kata tersebut mampu menggelitik pendengaran. Sepertinya masih banyak penutur bahasa Indonesia yang belum bisa membedakan kata dan kelas kata.
Apakah kata yang disasar Anies benar kata mimpi? Atau malah kata lain yang mirip bunyinya, impi?
Baca juga: Kinerja Heru Budi Hartono sebagai Manager dan Pemimpin di Jakarta
Kata mimpi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur. Ada juga makna kiasannya, yakni angan-angan. Ingat ya, angan-angan!
Seorang yang suka bermimpi atau berangan-angan disebut sebagai pemimpi. Kata angan-angan memuat makna proses berpikir yang dipengaruhi harapan-harapan terhadap kenyataan yang logis.
Anies menguraikan angan-angan ini sebagai gagasan dan cita-cita. Agar angan-angan tersebut dapat diwujudkan menjadi suatu kenyataan, tentunya sesuatu yang diangan-angankan itu haruslah logis.
Ada pun kata impi dalam KBBI yang bermakna harapkan dengan sangat; idamkan. Sesuatu yang diharapkan dengan sangat atau sesuatu yang diidam-idamkan dapat dikatakan menjadi suatu impian.
Di sinilah bedanya kata mimpi dan impian meskipun keduanya sama-sama memuat makna angan-angan. Angan-angan pada mimpi biasanya muncul saat seseorang sedang mengalami kondisi tidur. Sementara harapan atau sesuatu yang diidam-idamkan dapat muncul saat seseorang berada dalam keadaan sadar.
Sampai di sini semakin terasa ya perbedaannya?
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.