Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Gunung Semeru, Ini Wilayah yang Berisiko Terdampak Material Vulkanik

Kompas.com - 06/02/2023, 15:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Semeru diminta waspada terhadap dampak material vulkanik setelah erupsi.

Peringatan ini dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyusul erupsi Gunung Semeru pada Minggu (5/2/2023).

Adapun erupsi Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, sempat disertai dengan awan panas guguran.

Erupsi yang terjadi pukul 12.42 WIB itu juga menciptakan kolom letusan setinggi ± 1500 meter di atas puncak.

Menurut catatan seismograf, Gunung Semeru mengalami erupsi selama 90 detik dengan amplitudo 22 milimeter.

Berkaca dari situasi tersebut, berikut daftar wilayah yang berisiko terkena dampak dari erupsi Gunung Semeru kali ini.

Baca juga: Usai Erupsi, Gunung Semeru Alami 41 Kali Gempa Letusan

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, 3 Kecamatan di Lumajang Dilanda Hujan Abu

Wilayah yang berisiko terdampak material vulkanik Semeru

Erupsi Gunung Semeru menyebabkan beberapa wilayah di Jawa Timur masuk ke zona rawan.

Diberitakan oleh Kompas.com, setidaknya empat wilayah di sekitar Gunung Semeru berisiko terkena dampak material vulkanik.

Daerah tersebut adalah Sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan, Besuk Bang, termasuk Besuk Lengkong.

Keempatnya adalah daerah aliran sungai (DAS).

Empat wilayah ini masuk zona rawan lantaran berisiko dilalui awan panas guguran dari Gunung Semeru.

"Potensi ancaman APG masih cukup tinggi," ujar Kepala Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru Liswanto, Senin (6/2/2023).

"Ada beberapa daerah aliran sungai yang bisa saja dapat dilewati oleh awan panas guguran," sambungnya.

Untuk itulah, Liswanto meminta warga masyarakat untuk tidak beraktivitas di Sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Lengkong.

Kendati demikian, ia masih menemukan masyarakat yang beraktivitas di empat wilayah tersebut.

Sebagian dari mereka bermukim di sekitar aliran sungai, sedangkan sisanya melakukan aktivitas penambangan pasir.

"Mengingat disungai tersebut banyak sekali aktivitas penambang dan masyarakat yang bermukim disekitar aliran sungai," jelas Liswanto.

"Warga juga kami minta agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu isu yang tidak bertanggung jawab," lanjutnya.

Baca juga: Erupsi, Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 6 Kilometer

Sejumlah wilayah terkena hujan abu

Erupsi Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa wilayah mengalami hujan abu, selain mengeluarkan awan panas guguran.

Dilansir dari Tribunnews, hujan abu terjadi di empat wilayah di Lumayang, yakni Senduro, Sumbermujur, Penanggal, hingga Pasrujambe.

Liswanto meminta masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut untuk selalu waspada dengan potensi hujan abu.

"Info yang di Sumbermujur, untuk debu terpantau masih aman dan kondusif untuk saat ini," katanya.

Ia juga menyampaikan, wilayah hunian relokasi yang berlokasi di Bumi Damai Semeru dalam keadaan aman.

Baca juga: Gunung Semeru Keluarkan Letusan Disertai Gemuruh, Beberapa Desa Terdampak Hujan Abu

Wilayah tersebut, kata Liswanto, tidak terlalu terkena dampak abu Gunung Semeru setelah mengalami erupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com