Dalam konteks ini, Umam menyebut Jokowi akan sangat berhati-hati dalam menyikapi Nasdem karena beberapa alasan.
Pertama, ia melihat bahwa Nasdem adalah partai pengusung utama Jokowi yang berjasa besar pada Pilpres 2014 dan 2019.
Baca juga: PPP Perkirakan Reshuffle Bisa Terjadi pada Rabu Pon 1 Februari
"Nasdem bukan 'partai yang numpang' untuk memperbaiki nasib pasca-kekalahannya di Pilpres, seperti Gerindra dan PAN," jelas dia.
"Karena itu, wajar jika sikap Jokowi lebih khusus kepada Nasdem, terlebih Nasdem juga telah menyatakan dukungan penuh tanpa syarat pada pemerintahan Jokowi hingga 2024," sambungnya.
Kedua, Umam menjelaskan bahwa Surya Paloh memegang "kartu truf" banyak dari kekuasaan Jokowi saat ini.
Artinya, akan ada potensi serangan balik terkait informasi-informasi penting tentang kelemahan-kelemahan pemerintah, jika Istana Presiden bersikap keras terhadap Nasdem.
"Kelemahan-kelemahan di lingkaran terdalam pemerintahan bisa keluar dan mendelegitimasi pemerintahan Jokowi saat ini," ujarnya.
Kendati demikian, Umam menilai Surya Paloh sangat siap dengan adanya reshuffle.
Sebab, ini merupakan konsekuensi atas perjuangan untuk menghadirkan gelombang perubahan yang diyakininya ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.