Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Misteri Rabu Pon dan Isu Reshuffle pada 1 Februari 2023

Kompas.com - 31/01/2023, 15:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam beberapa kali “kocok ulang” personel kabinet, Presiden Joko Widodo kerap mengumumkannya di hari Rahu Pon. Sebagai orang yang lekat dengan budaya Jawa, hitung-hitungan berdasar kepercayaan turun temurun masih dipakai oleh pemimpin negeri ini.

Kocok Ulang Jelang Pilpres 2024 

Beberapa hari lalu, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, di Istana Negara, Jakarta. Seperti menyambung pertemuan sebelumnya dengan Menteri Koordinator Investasi Luhut Binsar Panjaitan di London, Inggris, Surya dinilai sedang “ditagih” komitmennya dalam pencapresan dari partainya.

Relasi yang “sedang tidak baik- saja” antara Istana dengan Anies Baswedan, capres dari Partai Nasdem sudah lama diketahui publik.

Baca juga: Kata Istana soal Isu Reshuffle di 1 Februari 2023

Terakhir, Jokowi menyentil “ketidakbecusan” Anies saat membenahi sodetan pencegah banjir Sungai Ciliwung yang sudah enam tahun terbengkalai di masa Gubernur Anies. Padahal di tangan Penjabat Gubernur Heru Budi – yang notabene “orangnya” Jokowi – bisa teratasi dalam beberapa bulan saja.

Partai asal jokowi, yakni PDI-P, juga jelas memperlihatkan “ketidaksukaannya” dengan Nasdem. Tanpa tedeng aling-aling, PDI-P melalui Djarot Saeful Hidayat meminta Nasdem menarik dua menterinya dari kabinet.

Yang disorot PDI-P adalah “kelemahan” akut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang gagal memberi data akurat soal produksi beras kepada Jokowi serta masih lemahnya tata kelola di pertanian. Meteri lain yang disentil PDI-P adalah Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Partai-partai penyokong pemerintahan Jokowi seperti PAN dan PPP bahkan memastikan tanggal 1 Februari 2023 nanti akan terjadi reshuffle kabinet. Kebetulan, tanggal 1 Februari 2023 bertepatan jatuh pada hari Rabu Pon.

PKB malah siap jika diminta “menyodorkan” nama-nama menteri jika diminta Jokowi. Selama dua periode pemerintahannya, Jokowi telah beberapa kali melakukan perombakkan kabinet. Jokowi mencopot dan mengangkat beberapa menteri dan wakil menteri baru. Tidak hanya itu, bahkan ia beberapa kali memindahkan posisi menteri. Pertukaran dan perubahan susunan Kabinet Indonesia Maju terakhir dilakukan Jokowi di Istana Negara, Rabu, 15 Juni 2022.

Sejak 2014, sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, terhitung pernah melakukan reshuffle kabinetnya sebanyak tujuh kali. Uniknya, ia hampir selalu melaksanakan reshuffle kabinet di hari Rabu.

Apakah pada tanggal 1 Februari 2023 besok Jokowi akan kembali merombak kabinetnya di tahun yang penuh “drama” politik? Dari “kebiasaan” Jokowi melakukan “copot-angkat” menteri selama ini, hari “Rabu Pon” menjadi hari game point bagi menteri-menteri yang dianggapnya kurang perform atau karena konstelasi politik terkiwari.

Kocok ulang pertama yang dilakukan Jokowi pada 12 Agustus 2015, saya nilai sebagai konsolidasi politik sekaligus ingin menempatkan “the right man in the right place”.

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno digantikan Luhut Binsar Panjaitan; Menseskab Andi Wijayanto dicopot dan digantikan Pramono Anung; Rizal Ramli menjadi Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo; Darmin Nasution menggantikan Sofyan Jalil sebagai Menko Perekonomian; Rahmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan diganti Thomas Lembong; Sofyan Jalil digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago, sementara Teten Masduki masuk Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Luhut.

Pergantian personel kabinet kedua, 27 Juli 2016, Jokowi semakin “gas pool” dalam mengkonsolidasikan dukungan politik di tahun “anyar”nya menggenggam kekuasaan. Semua kader partai-partai pendukungnya ditarik masuk ke kabinet walau sebelumnya sempat Jokowi meminta para menteri yang masih menjabat jabatan di partai agar mengundurkan diri.

Ada 15 nama yang dikocok ulang termasuk Anies Baswedan yang dilengserkan dari kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan digantikan Muhajir Effendi. Airlangga Hartarto masuk menggantikan Saleh Husin sebagai Menteri Perindustrian.

PAN yang “telat” bergabung ke koalisi pendukung Jokowi mendapat “hadiah” Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi dan Birokrasi melalui Asman Abnur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com