Saat ditanya terkait peluang Kaesang terjun ke dunia politik, dirinya menilai Kaesang memiliki potensi.
Akan tetapi, memiliki potensi bukan berarti menjadikan seseorang serta-merta memiliki kapasitas.
"Punya potensi artinya peluang untuk masuk politik itu besar karena posisi Jokowi masih menjadi presiden sehingga pengaruhnya masih sangat kuat," kata dia.
Ia menjelaskan, pola-pola politik dinasti di Indonesia menunjukkan saat seseorang masih memiliki silsilah atau hubungan darah dengan penguasa, maka dia memiliki peluang untuk mendapatkan berbagai keuntungan jika seseorang tersebut juga ingin terjun ke dunia politik.
Dirinya mencontohkan, hal tersebut juga terjadi pada sang kakak, Gibran yang menjadi wali kota padahal dulunya dikenal sebagai pengusaha dan bukan orang partai.
"Dalam suatu sistem demokrasi dan sistem partai politik yang sehat, seharusnya yang menjadi calon (kepala daerah), orang-orang kader politik yang sudah melalui kaderisasi, orang-orang yang sudah lama menunjukkan dedikasi dan pengabdian," kata dia.
Baca juga: Kaesang Mau Terjun ke Politik, Jokowi: Saya Enggak Mempengaruhi
Menurutnya, dengan pola yang sama dengan sang kakak, Kaesang berpeluang langsung masuk dan menjadi calon wali kota. Namun menurutnya, cara demikian sesungguhnya bukanlah cara yang sehat.
"Seandainya Mas Kaesang tertarik ke politik menurut saya jadi apresiasi yang bagus, akan menjadi tradisi yang bagus, seandainya dia menempuh cara berbeda dari kakaknya. Jadi masuk dulu jadi anggota partai dulu sekarang, kemudian nyalon wali kota beberapa tahun yang akan datang," ujar dia.
Dirinya menuturkan, akan menjadi contoh yang baik jika Kaesang bisa menjadi calon kepala daerah dari partai setelah dirinya menunjukkan pengabdian, kinerja dan loyalitas.
Ia juga menambahkan, logika berpolitik berbeda dengan logika berbisnis. Bisnis berorientasi kepada profit untuk perusahaan.
"Kalau politik orientasi pengabdian jadi bagaimana supaya yang mendapatkan keuntungan adalah publik, bukan untuk individu tertentu atau perusahaan namun untuk sebanyak-banyaknya publik, warga negara," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.