Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Naluri dan Nurani

Kompas.com - 29/01/2023, 13:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SECARA aritmatis kata nurani dan naluri sama-sama terdiri dari enam huruf. Juga sama-sama berawal dengan huruf n dan berakhir dengan huruf i.

Namun, kedua kata itu memiliki makna yang beda satu dengan lainnya, meski juga memiliki keterkaitan makna secara filsafatabiah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata nurani bermakna: 1 a berkenaan dengan atau sifat cahaya (sinar dan sebagainya): hati -- , perasaan hati yang murni yang sedalam-dalamnya; 2 n lubuk hati yang paling dalam: -- kita tidak dapat menerima pemberian yang bersumber dari harta curian

Sementara kata naluri menurut KBBI bermakna: 1 dorongan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir; pembawaan alami yang tidak disadari mendorong untuk berbuat sesuatu; insting; 2 Psi perbuatan atau reaksi yang sangat majemuk dan tidak dipelajari yang dipakai untuk mempertahankan hidup, terdapat pada semua jenis makhluk hidup; 3 Bio serangkaian kegiatan refleks terkoordinasi, masing-masing terjadi apabila yang sebelumnya telah diselesaikan; reaksi yang tidak bergantung pada pengalaman.

Apabila direnungkan melalui jalur filsafat, pada hakikatnya baik naluri maupun nurani merupakan Anugerah sangat berharga bagi umat manusia.

Segenap mahluk hidup pada hakikatnya memiliki naluri, namun dapat disimpulkan bahwa nurani yang membedakan manusia dengan fauna dan flora.

Segenap mahluk hidup dibekali anugerah naluri untuk bertahan hidup. Naluri untuk bertahan hidup yang paling dasar adalah naluri lapar untuk makan dan naluri haus untuk minum.

Naluri lapar lebih berpihak ke sang pemangsa ketimbang yang dimangsa sehingga sang pemangsa bernaluri untuk membunuh yang dimangsa.

Sementara yang dimangsa juga dibekali naluri untuk bertahan hidup, misalnya, dengan naluri melawan sampai titik darah penghabisan atau naluri melarikan diri atau naluri mengubah bentuk sehingga sang pemangsa membatalkan niat melahap yang dimangsa.

Naluri bertahan hidup pada yang dimangsa juga bisa tampil dalam naluri satuan membentuk kesatuan dan persatuan demi bergotong-royong melawan angkara murka sang pemangsa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+