Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Buka Kasino untuk Turis Israel, Wanita Boleh Pakai Bikini

Kompas.com - 26/01/2023, 14:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sejarah Pulau Tiran dan Sanafir

Mesir menyerahkan dua pulau Tiran dan Sanafir yang tidak berpenghuni tetapi memiliki nilai strategis ke Arab Saudi pada tahun 2016.

Sebelumnya, Israel sempat menginvasi kedua pulau itu selama Krisis Suez 1956 yang terjadi di Mesir dikutip dari Al Jazeera.

Setelah perang selama hampir satu dekade antara Israel dan Mesir yang berakhir pada tahun 1967, Israel mengembalikan pulau Sinai, Tiran, dan Sanafir ke Mesir.

Kemudian, pada tahun 2016, Mesir menyerahkan pulau Tiran dan Sanafir ke Arab Saudi, dengan syarat pengalihan kepemilikan kedua pulau itu tidak bertentangan dengan perjanjian damai antara Israel dan Mesir.

Dikutip dari Tribunnews, pembukaan Pulau Tiran dan Sanafir untuk turis Israel menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk meningkatkan langkah-langkah untuk lebih dekat dengan Israel.

Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang.

Kesepakatan antara Arab Saudi dan Mesir

Dikutip dari Globes, Minggu (22/1/2023), kesepakatan yang mengatur perbatasan laut antara Mesir dan Arab Saudi ditandatangani pada tahun 2016, meskipun ada tentangan dari beberapa pihak di Mesir.

Tiran dan Sanafir dikembalikan ke Mesir oleh Israel sebagai bagian dari perjanjian damai dan beberapa orang menganggap pulau itu sebagai tanah suci Mesir.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi bahkan menunda penyelesaian kesepakatan tersebut meskipun Mahkamah Konstitusi Agung Mesir telah menolak petisi yang menentangnya.

Sementara itu, Israel menuntut agar pengalihan kepemilikan pulau-pulau itu tidak melanggar perjanjian damai dengan Mesir.

Perjanjian damai ini terkait penetapan pasukan multinasional yang dipimpin oleh AS akan beroperasi di sana.

Israel juga khawatir bahwa kesepakatan itu akan mengarah pada kendali Saudi atas pintu keluar dari Teluk Eilat dan ingin memastikan bahwa lalu lintas laut Israel di jalur perdagangan tidak akan dirugikan.

Isu ini muncul dalam diskusi antara negara-negara yang terlibat dalam kesepakatan tersebut, termasuk saat kunjungan Presiden AS Joe Biden ke kawasan tersebut.

Kemudian, menyusul terpilihnya kembali Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri pada akhir tahun 2022.

Dalam agenda tersebut ada pembicaraan terkait kedua belah pihak tentang manfaat bagi wisatawan Israel.

Pada tahap ini, muncul solusi yang akan meninggalkan Mesir dengan sisa kedaulatan, sehingga mencapai dua tujuan. Pertama, Mesir akan memiliki hak veto atas apa yang terjadi di pulau-pulau itu.

Kedua, mempertahankan perjanjian damai dan memberikan kesempatan kepada orang Israel untuk berlibur di pulau-pulau tersebut.

Jika begitu, maka pemegang paspor Israel yang memasuki Mesir dari bandara Taba atau Sharm el-Sheikh, akan dapat menghabiskan waktu di hotel dan kasino yang dioperasikan oleh perusahaan Saudi di pulau tersebut.

Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan melalui cara-cara yang tidak memiliki signifikansi politik yang jauh jangkauannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com