Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Campak Naik 32 Kali Lipat, Ketahui Gejala dan Penularannya

Kompas.com - 23/01/2023, 13:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi adanya 55 kasus luar biasa (KLB) campak di 34 kabupaten atau kota di 12 provinsi.

Kasus ini memperkuat data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mencatat lonjakan kasus campak hingga 32 kali lipat sepanjang 2022.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik IDAI Anggraini Alam mengatakan, lonjakan kasus ini disebabkan oleh turunnya vaksinasi campak akibat pandemi Covid-19.

"Bayangkan dari tahun 2021 ke 2023 peningkatannya adalah lebih dari 30 kali lipat. Artinya memang bukan main," kata Anggraini dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Daftar 55 KLB Campak di Indonesia, Tersebar di 12 Provinsi

Ilustrasi bintik-bintik merah campak. Ciri-ciri campak tak hanya ruam, kenali gejala campak lainnya. Shutterstock/Prostock-studio Ilustrasi bintik-bintik merah campak. Ciri-ciri campak tak hanya ruam, kenali gejala campak lainnya.

Apa itu penyakit campak

Dikutip dari Mayoclinic, campak merupakan infeksi pada anak yang disebabkan oleh virus. Dulunya cukup umum, campak sekarang hampir selalu dapat dicegah dengan vaksin.

Meski kematian telah menurun di seluruh dunia karena lebih banyak anak menerima vaksin campak, penyakit ini masih membunuh lebih dari 200.000 orang per tahun, kebanyakan anak-anak.

Campak atau rubeola menyebar dengan mudah dan bisa berakibat fatal bagi anak-anak.

Gejala campak

Tanda dan gejala campak muncul sekitar 10-14 hari setelah terpapar virus. Tanda dan gejala campak biasanya meliputi:

  • Demam
  • Batuk kering
  • Pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Mata meradang (konjungtivitis)
  • Bintik-bintik putih kecil dengan bagian tengah putih kebiruan dengan latar belakang merah ditemukan di dalam mulut pada lapisan dalam pipi — disebut juga bintik Koplik
  • Ruam kulit berupa bercak besar dan rata yang sering mengalir satu sama lain

Baca juga: Kemenkes: 58 Persen Kasus Konfirmasi Campak Diderita Anak yang Belum Imunisasi

 

Masa inkubasi campak

Murid menggunakan masker dan pelindung wajah setelah menerima imunisasi campak di SD Santo Antonius Dari Padua, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/8/2020). Pemberian imunisasi ini merupakan bagian dari bulan imunisasi anak sekolah yang diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu di bulan Agustus dan November.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Murid menggunakan masker dan pelindung wajah setelah menerima imunisasi campak di SD Santo Antonius Dari Padua, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/8/2020). Pemberian imunisasi ini merupakan bagian dari bulan imunisasi anak sekolah yang diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu di bulan Agustus dan November.

Disebutkan bahwa infeksi ini muncul secara bertahap selama 2-3 minggu.

Pertama, infeksi dan inkubasi. Selama 10-14 hari pertama setelah infeksi, virus campak menyebar di dalam tubuh. Tidak ada tanda atau gejala campak selama ini.

Kedua, tanda dan gejala nonspesifik. Campak biasanya dimulai dengan demam ringan sampai sedang, seringkali dengan batuk terus-menerus, pilek, mata meradang (konjungtivitis) dan sakit tenggorokan.

Penyakit yang relatif ringan ini dapat berlangsung 2 hingga 3 hari.

Ketiga, penyakit akut dan ruam. Ruam terdiri dari bintik-bintik merah kecil, beberapa di antaranya sedikit terangkat.

Bintik-bintik dan benjolan dalam kelompok yang rapat membuat kulit tampak merah bercak.

Selama beberapa hari berikutnya, ruam menyebar ke lengan, dada, dan punggung, lalu ke paha, tungkai bawah, dan kaki. Pada saat yang sama, demam meningkat tajam, seringkali setinggi 40-41 celcius.

Baca juga: Daftar 55 KLB Campak di Indonesia, Tersebar di 12 Provinsi

Keempat, pemulihan. Ruam campak dapat berlangsung sekitar tujuh hari dan berangsur-angsur memudar pertama dari wajah dan terakhir dari paha dan kaki.

Saat gejala penyakit lainnya hilang, batuk dan penggelapan atau pengelupasan kulit di tempat ruam mungkin bertahan selama sekitar 10 hari.

Cara penularan campak

Seseorang dengan campak dapat menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar delapan hari, dimulai empat hari sebelum ruam muncul dan berakhir ketika ruam sudah ada selama empat hari.

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dan penularannya melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, pencegahan campak hanya bisa dilakukan melalui imunisasi sesuai jadwal.

Campak akan menjadi sangat berbahaya jika terjadi komplikasi. Sebab penyakit ini dapat menyebabkan diare berat hingga kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com