Kembali ke konteks kalimat, pihak keluarga Brigadir J hanya bisa “menelan” pil pahit tersebut. Semua urusan sudah dipercayakan pada kuasa hukum. Mereka hanya berada pada posisi menerima.
Kecewa? Jelas, mereka pasti kecewa karena tuntutan yang dilayangkan JPU tidak sesuai dengan ekspektasi. Frasa pil pahit menguatkan pernyataan tersebut.
Bahkan, ungkapan kekecewaan tersebut mereka suarakan dengan “hukum runcing ke bawah, tumpul ke atas” (Kompas.com, 18/1/23). Pernyataan ini muncul karena tuntutan terhadap PC lebih ringan dibandingkan tuntutan terhadap Bharada Richard Eliezer.
Lantas, apa yang bisa kita ambil pelajaran dari pil pahit? Rasa pahit, namun, rasa inilah yang harus dikalahkan seseorang jika ingin lekas sembuh.
Untuk menghilangkan atau meminimalisasi rasa pahit pil, kita hanya perlu memperkuat sudut pandang bahwa setelah menelan pil pahit ini, diharapkan hati yang terluka akan segera membaik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.