Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kencing Manis? Ini Jenis, Penyebab, dan Faktor Risikonya

Kompas.com - 02/01/2023, 21:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kencing manis merupakan istilah lain untuk penyakit diabetes melitus.

Kata kencing manis dipakai untuk menggambarkan tingginya kadar gula darah dalam urine atau air kencing.

Secara definisi, penyakit diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit kronik dengan konsentrasi gula dalam darah yang tinggi.

Lantas, apa saja jenis diabetes melitus atau kencing manis? Apa penyebab, pemicu, dan faktor risikonya?

Baca juga: 9 Gejala Kencing Manis yang Perlu Diwaspadai

Jenis penyakit diabetes melitus

Diabetes melitus dapat menyerang semua golongan usia termasuk anak muda.

Penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yakni diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2.

Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin.

Sementara, diabetes melitus tipe 2 muncul sebagai efek dari pola makan tidak sehat, karena tidak bisa mengontrol asupan gula yang masuk dalam tubuh.

Baca juga: Bagaimana Cara Pencegahan Primer Diabetes Melitus?

Penyebab diabetes melitus

Dilansir dari Kompas.com, (6/1/2021), orang yang mengalami kencing manis berarti ada gangguan keseimbangan antara transportasi gula ke dalam sel, gula yang disimpan di hati, dan gula yang dikeluarkan dari hati.

Hal itu membuat kadar gula dalam darah meningkat.

Jika sudah begitu, maka kelebihan kadar gula ini akan dikeluarkan melalui urine atau air kencing.

Maka dari itu, urine akan menjadi banyak dan mengandung gula sehingga terasa manis.

Baca juga: 5 Sayuran yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Diabetes

Pemicu diabetes melitus

Dilansir dari My Cleveland Clinic, (28/3/2021), masing-masing jenis diabetes melitus ada pemicu yang berbeda.

1. Diabetes melitus tipe 1

Pemicu atau penyebab diabetes tipe 1 adalah kondisi yang terlalu banyak glukosa yang beredar di aliran darah Anda.

Banyaknya glukosa ini menimbulkan penyakit sistem kekebalan tubuh.

Saat mengidap penyakit ini, tubuh menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas Anda.

Tanpa insulin untuk memungkinkan glukosa memasuki sel, glukosa menumpuk di aliran darah.

Dengan demikian, virus dapat mudah memicu serangan pada sistem kekebalan tubuh.

2. Diabetes melitus tipe 2

Pemicu atau penyebab diabetes melitus tipe 2 adalah kondisi yang juga terlalu banyak glukosa yang beredar di aliran darah Anda.

Hal ini dikarenakan sel-sel tubuh tidak mengizinkan insulin bekerja sebagaimana mestinya untuk membiarkan glukosa masuk ke dalam selnya.

Sel-sel tubuh menjadi kebal terhadap insulin.

Akibatnya, pankreas tidak dapat mengimbangi dan menghasilkan cukup insulin untuk mengatasi resistensi ini.

Pada akhirnya, kadar glukosa meningkat dalam aliran darah.

Baca juga: Diabetes Bisa Menyerang di Usia Muda, Ini Ciri-ciri dan Gejalanya

Faktor risiko diabetes melitus

Di samping itu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko akan penyakit kencing manis.

Faktor risiko diabetes tipe 1 meliputi:

  • Memiliki riwayat keluarga (orang tua atau saudara kandung) diabetes tipe 1.
  • Cedera pada pankreas (seperti karena infeksi, tumor, pembedahan atau kecelakaan).
  • Adanya autoantibodi (antibodi yang secara keliru menyerang jaringan atau organ tubuh Anda sendiri).
  • Stres fisik (seperti operasi atau penyakit).
  • Paparan penyakit yang disebabkan oleh virus.

Faktor risiko pradiabetes dan diabetes tipe 2 meliputi:

  • Riwayat keluarga (orang tua atau saudara kandung) pradiabetes atau diabetes tipe 2.
  • Menjadi kulit hitam, Hispanik, Amerika Asli, ras Asia-Amerika atau Kepulauan Pasifik.
  • Memiliki kelebihan berat badan/obesitas.
  • Memiliki tekanan darah tinggi .
  • Memiliki kolesterol HDL rendah ( kolesterol "baik") dan kadar trigliserida tinggi.
  • Menjadi tidak aktif secara fisik.
  • Berusia 45 tahun atau lebih.
  • Memiliki diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon.
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik .
  • Memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke.
  • Menjadi perokok.

(Sumber: Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com