Terjadinya fenomena solstis ternyata memengaruhi durasi siang dan malam pada bumi.
Andi menjelaskan, durasi siang menjadi lebih pendek di belahan bumi utara jika dibandingkan dengan durasi malam akibat peristiwa ini.
Sementara itu, durasi siang menjadi lebih lama ketimbang malam di belahan bumi selatan.
"Jadi, panjang siang ini diukur dari waktu matahari terbit hingga matahari terbenam," tandas Andi.
Baca juga: Summer dan Winter Solstice yang Buktikan Lama Rotasi Bumi Tak Selalu Sama...
"Itu dihitung durasinya berapa, itulah yang akan menjadi panjang siang," tambahnya.
Khusus untuk durasi malam, lamanya waktu ini ditentukan kapan matahari terbenam sampai terbit.
"Untuk di Indonesia sendiri saat solstis Desember di belahan bumi bagian utara, seperti di Sabag, Miangas, dan Tarakan, itu panjang siangnya hanya 11,5 jam," terang Andi.
Sementara itu, wilayah Indonesia lainnya di bagian selatan, seperti Pulau Rote dan Timor durasi siang menjadi 12,7 jam.
Andi menyampaikan, bagian lintang tinggi di belahan bumi utara mendandakan awal musim dingin.
Namun, solstis di bulan Desember yang terjadi di belahan bumi selatan menandakan datangnya musim panas.
(Sumber: Kompas.com/ Diva Lutfiana Putri | Sari Hardiyanto)