SARS-CoV-2 menyebar melalui partikel kecil uap air yang tersuspensi di udara atau disebut aerosol.
Droplet, seperti bersin, serta fomites atau benda yang terkontaminasi droplet, turut berperan dalam penyebaran virus, meski sesungguhnya bukan jalan penyebaran utama.
Dengan begitu, cuci tangan saja tidak cukup mencegah penyebaran Covid-19. Justru, menggunakan masker adalah kunci utama untuk memutus penularan virus ini.
Masker tidak 100 persen menghentikan penularan Covid-19.
Kendati begitu, apa pun jenis maskernya, baik kain maupun medis, sangat membantu memperkecil penyebaran virus.
Masker-masker tersebut bekerja paling baik jika digunakan dengan benar. Sebab, benda ini akan membatasi tetesan droplet dan melindungi pemakai dari aerosol.
Bukan hanya melindungi pemakai, masker juga memberikan perlindungan bagi orang di sekitar.
Baca juga: Vaksinasi Booster Kedua untuk Lansia Dimulai, Masyarakat Umum Kapan?
Delta dan Omicron adalah varian yang mampu menembus kekebalan yang dibentuk vaksin Covid-19. Bahkan, Omicron sangat mampu menginfeksi orang yang sudah pernah terinfeksi.
Hal ini disebabkan mutasi dalam protein SARS-CoV-2 dan berkurangnya antibodi alami pada tubuh.
Kondisi itu pun menggiring munculnya mitos bahwa vaksin tidak dapat mengurangi penularan Covid-19.
Namun, mitos tersebut patah oleh penelitian yang menunjukkan bahwa vaksinasi membantu mengurangi transmisi Omicron dan tingkat keparahannya.
Selain itu, menurut penelitian terbaru, meski tidak menghilangkan risiko sepenuhnya, orang yang divaksinasi cenderung tidak menyebarkan virus ke orang lain.
Baca juga: Lokasi Vaksin Covid-19 Booster Kedua untuk Lansia di Jakarta, Mana Saja?