Puppid-Velid berasal dari sisa debu komet 96P/Mancholz yang mengorbit Matahari dengan peirode 1,9 tahun. Kelajuan geosentriknya mencapai 144.000 km/jam.
Baca juga: Kapan Puncak Hujan Meteor Geminid? Ini Jadwal dan Cara Melihatnya
Titik asal hujan meteor Monocerotid Desember terletak di konstelasi Monoceros yang berbatasan dengan konstelasi Orion dan Gemini.
Hujan meteor ini aktif sejak 4 sampai 20 Desember dengan isntensitas maksimum 3 meteor/jam saat berada di atas pengamat pada 9 Desember.
Monocerotid Desember dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur setelah waktu sholat isya (8 Desember) hingga meredup di arah Matahari terbit (9 Desember). Intensitas di wilayah Indonesia mencapai 2-3 meteor/jam.
Monocerotid Desember berasal dari sisa debu asteroid 2004 TG10 yang mengorbit Matahari dengan periode 3,3 tahun. Sementara itu, kelajuan geosentrik meteor tersebut mencapai 147.600 km/jam.
Baca juga: 2 Puncak Hujan Meteor Minggu Ini: Meteor Epsilon Geminid dan Orinoid
Hujan meteor ini titik kemunculannya terletak di dekat bintang Sigma Hydrae di konstelasi Hydra, yang berbatasan dengan konstelasi Monoceros.
Hujan meteor Sigma Hybrid aktif sejak 4 Desember dan berlangsung hingga 20 Desember dengan intensitas maksimum 7 meteor/jam pada saat di atas pengamat pada 9 Desember.
Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indoneisa dari arah timur sejak 8 Desember 21.15 waktu setempat hingga meredup di arah barat sebelum Matahari terbit. Intensitas di wilayah Indonesia hanya 6-7 meteor/jam.
Sigma Hybrid berasal dari debu sisa benda langit yang tidak diketahui dengan kelajuan geosentrik mencapai 208.800 km/jam.
Baca juga: Calon Enumerator Mengundurkan Diri Massal karena Honor Tak Layak, Ini Tanggapan BRIN
Titik asal kemunculan hujan meteor Geminid terletak di konstelasi Gemini yang aktif sejak 3-20 Desember.
Hujan meteor yang satu ini memiliki intensitas maksimum 150 meteor/jam saat berada di atas pengamat pada 15 Desember.
Penampakan hujan meteor Geminid dapat disaksikan di wilayah Indonesia dari arah timur laut sejak 8 Desember pukul 20.15 waktu setempat hingga meredup di arah barat laut sebelum Matahari terbit.
Intensitas hujan meteor ini di wilayah Indonesia mencapai 86-107 meteor/jam.