Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masyarakat Cenderung Bangga Saat Orang Asing Tertarik dengan Indonesia?

Kompas.com - 12/11/2022, 10:32 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia kerap merasa bangga saat orang asing menunjukkan ketertarikannya kepada Tanah Air.

Bahkan, tak jarang rasa bangga ini dimanfaatkan sebagai ladang mencari uang oleh orang asing atau WNA.

Seperti dalam unggahan foto oleh akun Twitter ini, yang membandingkan dua kondisi YouTuber asing biasa dengan YouTuber asing yang mengucapkan "Aku cinta Indonesia".

Dalam unggahan, YouTuber asing yang mengucapkan "Aku cinta Indonesia" digambarkan memiliki uang lebih banyak daripada YouTuber asing biasa.

Warganet pun berbondong menyerukan persetujuannya atas kondisi dalam twit yang diunggah pada Senin (7/10/2022) itu.

"Udah dibilang Indonesia tuh jadi ladang orang luar buat cari rezeki karena gampang banget ngerasa bangga pas disebut orang luar. Padahal orangnya b aja juga," tulis warganet.

"Pokoknya tiap ada orang luar yang ngomong pake bahasa indo, meski kagak jelas dan masih belepotan ya tetep aja cuannya mengaliiir," twit warganet lain.

"Orang Indo gampang banget ngasih atensi ke bule, efek kebanyakan insecure, kalo gw sih yakin gw lebih keren dan ganteng drpd bule," kata warganet lain.

Mengapa masyarakat kita cenderung bangga saat orang luar negeri mengucapkan atau membuat konten terkait Indonesia?

Baca juga: Ramai Fenomena Citayam Fashion Week, Ini Penjelasan Sosiolog

Baca juga: Marak Duel Tinju di Kalangan Artis, Ini Kata Sosiolog

Berkaitan identitas nasional

Sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menilai, kebanggaan masyarakat Indonesia merupakan hal wajar.

"Memang itu sesuatu yang natural ketika negaranya atau kotanya disebut baik, kita cenderung senang," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Hal ini lantaran negara menjadi bagian identitas yang melekat dalam diri masyarakat, yaitu nation identity atau identitas nasional.

Dia menjelaskan, identitas nasional selalu berada di antara local identity (kedaerahan) dan global identity (luar negeri).

"Identitas dalam diri orang itu campur, antara lokal, nasional, dan global. Tinggal lebih berat mana dia (tergantung) sedang berada pada kondisi tertentu atau sedang berkomunikasi dengan siapa," kata dia.

Baca juga: Ramai Video Sebut Mengapa Prajurit TNI Saat Pulang ke Kampung Halaman Harus Pakai Seragam?

Adapun negara sebagai salah satu identitas, menurut Drajat, seperti rumah yang jika disanjung tentu pemiliknya merasa senang.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com