Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, tidak ada dampak langsung dari gerhana Bulan total.
"Tidak ada dampak langsung, tetapi pasang maksimum di laut bisa dipengaruhi oleh konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari," jelasnya, dikutip dari Kompas.com (2/11/2022).
Ia mengatakan, secara umum, konfigurasi Bumi, Bulan, Matahari memang akan berpengaruh pada pasang maksimum.
Baca juga: Analisis Faktor Penyebab Banjir Rob di Pantura Jateng
Adapun terkait rob, menurutnya terjadi tidak bersamaan dengan gerhana.
"Terkait dengan prakiraan rob awal November, banjir rob diprakirakan tidak bersamaan dengan terjadinya gerhana Bulan," kata dia.
Banjir rob itu justru diprakirakan terjadi di Pantai Jawa Timur sekitar 7 November 2022.
Sementara di Pantai Jawa bagian barat dan tengah diperkirakan sekitar 12 November 2022.
Baca juga: Apa Itu Perigee, Disebut Menjadi Penyebab Banjir Rob di Pesisir Jateng
Thomas menjelaskan, gerhana Bulan total adalah fenomena terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Fenomena ini terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada satu garis lurus.
Bulan akan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi.
Akibatnya, tidak ada sinar Matahari yang bisa dipantulkan ke permukaan Bulan.
Saat puncak gerhana Bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah.
Baca juga: Ramai soal Fenomena Pink Moon, Benarkah Bulan Berwarna Pink?