Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Akui Gagal Antisipasi Tragedi Itaewon hingga 156 Orang Tewas

Kompas.com - 01/11/2022, 18:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Pihak Kepolisian Korea Selatan mengaku gagal mengantisipasi Tragedi Halloween di Itaewon yang menewaskan 156 orang pada Sabtu (29/10/2022) malam lalu.

Polisi dinilai luput memitigasi lonjakan kerumunan di Itaewon, Seoul, sehingga menyebabkan impitan gelombang massa yang merenggut lebih dari 150 jiwa.

Kepolisian mengakui kesalahan usai dihujani kritik mengenai antisipasi perayaan Halloween di kawasan Itaewon, Seoul.

Baca juga: Pengakuan Kepala Polisi Korsel Terkait Tragedi Halloween di Itaewon

Akui gagal antisipasi lonjakan massa

Bunga diletakkan di lokasi penyerbuan Halloween di distrik Itaewon yang populer di ibu kota di Seoul pada 30 Oktober 2022. AFP PHOTO/JUNG YEON-JE Bunga diletakkan di lokasi penyerbuan Halloween di distrik Itaewon yang populer di ibu kota di Seoul pada 30 Oktober 2022.

Kepala Biro Manajemen Ketertiban Publik Kepolisian Nasional Korea Selatan Hong Ki-hyun mengaku pihaknya gagal memprediksi kerumunan massa di Itaewon berpeluang menyebabkan kecelakaan fatal.

"Diperkirakan banyak orang akan berkumpul di sana (Itaewon). Namun, kami tidak menyangka bahwa akan jatuh korban berskala besar karena berkumpulnya sekian banyak orang," kata Hong dikutip Yonhap, Senin (31/10/2022).

Hong menyebut jumlah massa yang merayakan Halloween di Itaewon tahun ini sama atau sedikit lebih banyak dibanding tahun lalu.

Namun, belum terkonfirmasi apakah massa berkerumun lebih cepat di gang sempit Itaewon atau tidak.

"Saya diberi tahu bahwa personel polisi di lokasi kejadian tidak mendeteksi lonjakan massa yang tiba-tiba," kata Hong mengungkapkan penyesalan atas kebijakan polisi.

Sedikitnya 156 orang tewas dalam kerumunan di gang sempit selebar 3,2 meter di Itaewon, Sabtu malam.

Korban diduga mengalami sesak napas dan henti jantung sebelum meninggal dunia.

Polisi hanya siagakan 137 personel

Associated Press melaporkan, polisi hanya menyiagakan sebanyak 137 personel di Itaewon pada malam kejadian.

Para personel itu pun ditugaskan untuk memonitor peredaran narkoba, bukan untuk kontrol kerumunan.

Jumlah tersebut dinilai tidak sebanding dengan banyaknya orang yang berkerumun hingga disebut mencapai 100.000 orang pada malam itu.

Baca juga: Belajar dari Tragedi Itaewon, Ini Cara CPR untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung

Halaman:

Terkini Lainnya

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com