Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melubangi Tengkorak hingga Praktik Kanibal, Ini 6 Pengobatan Ekstrem Zaman Dulu

Kompas.com - 29/10/2022, 20:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Zaman dahulu, dokter maupun ahli pengobatan tradisional melakukan pengobatan dengan cara-cara tak masuk akal, bahkan cenderung membahayakan nyawa pasien.

Padahal dalam dunia kedokteran, ada ungkapan dalam bahasa Latin yang berbunyi "Primum non nocere" atau "First, do no harm".

Frasa yang berasal dari tulisan Hippocrates dalam Epidemics (400 SM) ini mengharuskan dokter untuk senantiasa mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul dari suatu tindakan.

Artinya, seperti dilansir Antara, saat melakukan pelayanan medis, mereka harus memikirkan kemungkinan kerugian atas tindakan yang dilakukan.

Kendati demikian, ilmu kedokteran yang masih belum semaju saat ini, ditambah minimnya teknologi pendukung praktik medis, membuat pengobatan di masa lalu terkesan ekstrem.

Berikut beberapa pengobatan tidak masuk akal yang pernah dipraktikan, seperti dilansir History dan Mental Floss:

Baca juga: Mengintip Proses Operasi Zaman Kuno Sebelum Adanya Obat Bius

1. Menumpahkan darah atau bloodletting

Selama ribuan tahun, para praktisi medis berpegang teguh pada keyakinan bahwa penyakit disebabkan karena terlalu banyak "darah buruk".

Inilah yang membuat praktik "pertumpahan darah" ramai dilakukan untuk mengobati berbagai penyakit.

Praktik menumpahkan darah kemungkinan dimulai oleh bangsa Sumeria dan Mesir Kuno. Namun, praktik ini baru menjadi umum saat zaman Yunani dan Romawi Kuno.

Masa itu, dokter berpengaruh seperti Hippocrates dan Galen mempercayai bahwa tubuh manusia dipenuhi dengan empat zat dasar yakni empedu kuning, empedu hitam, dahak, dan darah. Keempatnya ini harus dijaga keseimbangannya agar tubuh tetap sehat.

Dengan pemikiran ini, pasien demam atau menderita penyakit lain sering didiagnosis dengan kelebihan darah.

Untuk mengembalikan keharmonisan tubuh, dokter hanya akan memotong pembuluh darah dan membiarkan cairan merah ini mengalir keluar.

Bahkan di beberapa kasus, lintah sering digunakan untuk menyedot darah langsung dari kulit.

Praktik ini tetap bertahan sampai abad ke-19 dan musnah karena ada penelitian baru yang menunjukkan lebih banyak dampak negatif daripada kebaikan.

Baca juga: Makna di Balik Tanda Merah, Putih, dan Biru pada Tukang Cukur

2. Trepanasi atau melubangi tengkorak

Trepanasi atau praktik melubangi tengkorak adalah bentuk operasi tertua umat manusia, dimulai sekitar 7.000 tahun lalu.

Halaman:

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com