Kendati begitu, Michael tetap menekankan pentingnya penyesuaian pola makan terutama bagi yang terbiasa makan dalam porsi besar.
Baca juga: Cara Menurunkan Detak Jantung Tinggi Saat Olahraga
Menurut Michael, masyarakat kerap salah persepsi soal menurunkan berat badan.
Dalam benak mereka, penurunan berat badan harus dilakukan dengan olahraga berat dan makan sesedikit mungkin.
Michael kemudian menyamakan diet salah tersebut dengan seorang pekerja yang diharuskan lembur setiap hari tapi gaji dipotong.
Orang diet, menurut dia, dikatakan harus makan sesedikit mungkin. Jika begitu, maka sama saja dengan gaji atau upah dipotong.
Di sisi lain, mereka harus olahraga sekeras atau serajin mungkin, yang sama artinya dengan rajin lembur.
Baca juga: Plus Minus Berhenti Makan Daging
"Inilah ada double standard. Kalau dia melihat untuk diet, itu dikerjakakan. Pokoknya makan sedikit, makan sayuran aja, tidak makan apa segala macam. Tapi olahraga gila-gilaan, seakan-akan benar," tuturnya.
Padahal, lanjut Michael, jika melakukan sama persis dalam hal pekerjaan, maka tidak akan ada orang yang mau.
"Itu sebabnya, dengan pola olahraga berat dan makan sesedikit mungkin, tidak mungkin panjang," kata dia.
Sewaktu-waktu pasti akan merasa malas berolahraga dan malah mencuri waktu untuk mengonsumsi cemilan. Hal tersebut, justru membuat berat badan semakin meningkat.
Oleh karena itu, Michael berpesan bahwa penurunan berat badan sebenarnya cukup dengan menjalani olahraga berintensitas ringan.
"50-70 persen saja dari denyut jantung maksimal," papar Michael.
Baca juga: Olahraga untuk Usia 60 Tahun, Bisa Turunkan Berat Badan hingga Perpanjang Umur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.