KOMPAS.com - Penggunaan gas air mata oleh aparat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) disorot publik.
Diberitakan Kompas.com, Minggu (2/10/2022), penggunaan gas air mata oleh aparat lantaran suporter yang berbondong-bondong masuk ke lapangan usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Padahal, FIFA melalui Pasal 19 poin b FIFA Stadium Safety and Security Regulations telah melarang penggunaan gas air mata.
Imbasnya, sebanyak 125 orang meninggal dunia, seperti dalam laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.
Lantas sebenarnya, seberapa berbahaya gas air mata?
Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, dari Senjata Perang hingga Digunakan Kepolisian
Meski disebut gas, ternyata gas air mata berbentuk cairan. Namun saat ditembakkan, cairan dengan partikel solid ini akan tersebar ke udara dalam bentuk kepulan asap.
Dilansir dari laman Healthline, jenis gas air mata yang paling umum digunakan adalah gas CS atau 2-chlorobenzalmalononitrile.
Jenis lainnya yang masih umum, seperti oleoresin capsicum (semprotan merica), dibenzoxazepine (gas CR), serta chloroacetophenone (gas CN).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gas air mata digunakan oleh aparat penegak hukum untuk mengendalikan massa.
Selain itu, jenis gas air mata "sederhana" seperti semprotan merica bisa juga dimanfaatkan untuk perlindungan diri.
Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, dari Senjata Perang hingga Digunakan Kepolisian
Pasalnya, gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit.
Masih dari CDC, orang yang terpapar gas air mata umumnya akan langsung mengalami efek samping berikut:
Sementara itu, paparan terlalu lama atau dalam dosis besar terutama di tempat tertutup, dapat menyebabkan efek parah seperti:
Baca juga: Kerusuhan Kanjuruhan, Pengamat: Pengamanan Sepak Bola Beda dengan Demo, Tak Boleh Ada Gas Air Mata!
Saat melihat kepulan asap dari gas air mata, sebisa mungkin segera menjauh untuk meminimalisir efek samping yang lebih parah.
Menurut Healthline, meminimalisir paparan gas dapat dilakukan dengan cara menutupi mata, mulut, hidung, dan kulit serapat mungkin.
Beberapa cara yang dapat membantu antara lain mengenakan syal atau masker di hidung dan mulut, serta kacamata.
Setelah aman dari lokasi penembakan gas air mata, sebisa mungkin segera lakukan hal berikut: