KOMPAS.com - Hari kereta api Indonesia diperingati setiap tanggal 28 September.
Tahun ini, hari kereta api Indonesia jatuh pada Rabu (28/9/2022).
Lantas, seperti apa sejarah peringatan hari kereta api Indonesia 28 September?
Dilansir dari kai.id, sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pembangunan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.
Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 milimeter (mm).
Selain itu, pemerintah Hindia Belanda juga membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada 8 April 1875.
Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.
Baca juga: Daftar Sub Kelas di Kereta Ekonomi, Harga Termurah pada Huruf Apa?
Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api, seperti:
Baca juga: Video Viral, Penumpang Jatuh di Celah Peron Saat Paksa Masuk Kereta yang Sudah Melaju, Ini Kata KAI
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).
Sementara itu, di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan.
Sampai akhir 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 kilometer (km) dengan rincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Baca juga: Viral, Diskon Tiket KA untuk Dosen dan Alumni 5 Universitas Dinilai Diskriminatif, Ini Tanggapan KAI
Pada 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Sejak saat itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.
Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.
Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api di sana.
Baca juga: Ramai soal Pungli di Stasiun Bekasi Timur, Ini Kata KAI