Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Berkenalan dengan Dakota

Kompas.com - 28/09/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA tahun 1950-an, saya untuk pertama kali melihat pesawat terbang dari dekat di Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta.

Ketika itu, saya diajak ayah bonceng sepeda dari rumah di kawasan Jalan Segara, yang sekarang bernama Jalan Veteran ke Kemayoran.

Tahun 1950-an, jalan masih sepi tidak seperti sekarang ini. Pesawat terbang yang pertama kali saya lihat itu adalah pesawat Garuda Indonesian Airways jenis Dakota.

Saya pertama kali terbang juga menggunakan pesawat Dakota ketika mengikuti latihan terjun payung di Pangkalan Angkatan Udara Margahayu Bandung.

Selanjutnya saya berkesempatan terbang dengan Garuda, juga jenis Dakota tahun 1969 saat mengantar kadet Amerika dari Jogyakarta ke Bali.

Pada 1973, selesai mengikuti Flying School, saya ditugaskan terbang di Skadron 2 Linud Ringan yang armadanya adalah pesawat Dakota.

Cukup panjang pengalaman saya terbang dengan pesawat Dakota ke hampir seluruh pelosok Indonesia.

Ketika itulah saya baru mengetahui dan mengalami sendiri bahwa ternyata Indonesia belum “merdeka” sepenuhnya.

Ketika terbang di kawasan kepulauan Riau dan Natuna, semua pesawat terbang Indonesia ternyata harus memperoleh ijin terlebih dulu dan berada di bawah kendali pengaturan otoritas penerbangan negara Singapura. Agak aneh karena terbang di negeri sendiri, tetapi penguasanya negara lain.

Cukup lama saya bertugas sebagai Pilot pesawat Dakota sampai dengan berstatus Captain dan Instruktur Pilot.

Tidak hanya bertugas menerbangkan pesawat Dakota Angkatan Udara, saya juga sempat bertugas menerbangkan pesawat Dakota Angkatan Darat.

Pernah pula ditugaskan terbang pesawat Dakota MNA, Merpati Nusantara Airlines dan juga Mandala Airlines.

Selain itu, saya pernah bertugas menerbangkan pesawat Dakota kalibrasi milik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Demikianlah pengalaman saya terbang tahun 1970-an sampai tahun 1980-an menggunakan pesawat terbang Dakota.

Pesawat Dakota versi militer dikenal dengan C-47, sementara versi sipilnya adalah DC-3. Dakota konon berasal dari singkatan Douglas Aircraft Company Transport Aircraft.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com