KOMPAS.com - Usai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal bulan ini, keluhan perihal dugaan penurunan kualitas bahan bakar minyak (BBM) RON 90 atau Pertalite ramai di media sosial.
Menurut warganet, Pertalite saat ini dirasa lebih boros dibandingkan sebelumnya dengan pemakaian yang sama.
Kecurigaan warga ini didukung dengan kondisi antrean di SPBU Pertamina yang meningkat tajam.
Bahkan, beberapa dari mereka rela pindah ke SPBU swasta untuk menghindari antrean panjang, meski dengan harga sedikit lebih mahal.
Baca juga: Ramai soal Pertalite Disebut Kian Boros sejak Harga Naik, Ini Kata Pertamina
Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgandara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswisjajanto mengatakan, penurunan kualitas Pertalite bisa dimungkinkan karena massa jenis yang berubah.
Menurutnya, massa jenis Pertalite yang ditetapakan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkisar antara 715-770.
Faktor density atau massa jenis ini mencerminkan energi per liter bahan bakar.
"Jadi artinya dengan uang yang sama, kalau densitas itu turun maka kita akan mendapat energi yang lebih sedikit per liternya dari yang kita bayar," kata Tri dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Ada beberapa faktor penyebab penurunan massa jenis BBM ini. Pertama, kondisi crude oil yang menurun secara alami.
Dalam hal ini, crude oil yang dimasak bisa menghasilkan nafta yang ringan dan berat. Nafta adalah hasil pengolahan crude oil yang sudah diproses sedemikian rupa, namun belum menjadi Pertalite.
Kedua, kemungkinan adanya kesalahan saat proses pengolahan.
Misalnya, kesalahan dalam formulasi, sehingga pengolahan yang dihasilkan berupa Pertalite dengan massa jenis rendah fraksi.
Ciri Pertalite ini adalah warna lebih terang dan mudah menguap.
Baca juga: Viral, Foto Perbandingan Pertalite Lama dan Baru yang Disebut Lebih Boros