Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kompleksitas Makna Musik

Kompas.com - 25/09/2022, 06:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUKMA ruang gerak musik cukup multi kompleks mulai dari filsafat, psikologi, matematika, geometri, neurosains, kelirumologi, religi, ekonomi, sosiologi, edukasi, arkeologi, epistemologi, linguistik, semantika, sintaksa, gramatika, morfologi, fisika, metafisika, kosmologi bahkan astrobiologi.

Memang tersedia beranekaragam definisi musik, meski sampai masa kini masih belum ada definisi musik mampu secara sempurna dan paripurna memuaskan semua pihak.

Maka tim pemikir ensiklopedia Brittanica terpaksa memaksakan definisi tidak dalam satu kalimat, namun dalam suatu ulasan panjang lebar sebagai berikut: “music is an art concerned with combining vocal or instrumental sounds for beauty of form or emotional expression, usually according to cultural standards of rhythm, melody, and, in most Western music, harmony. Both the simple folk song and the complex electronic composition belong to the same activity, music. Both are humanly engineered; both are conceptual and auditory, and these factors have been present in music of all styles and in all periods of history, throughout the world”.

Ulasan simpang-siur ensiklopedi Brittanica tentang makna musik terkesan meraba-raba tanpa menyentuh. Misalnya musik dalam bentuk keheningan yang bagi para pelaku meditasi justru musik terindah.

Musik yang disuarakan para burung dan serangga merupakan komunikasi sistem reproduksi sebagai mekanisme keberlanjutan kehidupan di planet bumi.

Musik yang diharapkan akan berperan sebagai alat telekomunikasi manusia dengan entitas galaksi. Musik sebagai terapi sekaligus perusak kesehatan.

Kenapa dan bagaimana Michael Anthony yang tunanetra plus autis pada usia delapan tahun sudah bisa memainkan Tiga Sonata Akbar mahakarya Ludwig Van Beethoven pada pianoforte tanpa guru dan tanpa bisa membaca notasi tiga sonata luar biasa rumit itu.

Kenapa saya kerap menangis pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kenapa saya tidak mampu menggubah lagu dengan gerak-gerik modulasi sedahsyat Bandar Jakarta.

Kenapa almarhum Didi Kempot tak pernah gagal menyihir ribuan penonton dengan Pamer Bojo berhias cendol-dawet.

Kenapa berbagai pihak menolak mengakui kicauan burung sebagai musik, namun Olivier Messian eksplisit memanfaatkannya sebagai algoritma mahakarya “Catalogue d’oisseaux”.

Bagaimana sekelompok perempuan tunarungu gemulai menari Bedayan tanpa mendengar suara musik gamelan pengiringnya.

Bagaimana Johann Sebastian Bach mendayagunakan elemen topologi di dalam mahakarya Varuasi Goldberg tanpa sadar apa sebenarnya yang disebut topologi yang baru dikenal ratusan tahun setelah Back almarhum.

Kenapa ada musik disebut klasik, padahal klasik bukan terminologi jenis, tetapi kurun waktu setelah Barok dan sebelum Romantik.

Kenapa secara akademis tradisi Barat gerak harmoni dari dominan dilarang ke sub dominan, padahal gerak harmoni Lambaian Bunga mahakarya Ismail Marzuki justru menjadi indah akibat gerak terlarang tersebut.

Kenapa nada ke tujuh dalam diatonika di Inggris dan Amerika Serikat disebut B, tetapi di Jerman disebut H tanpa keterkaitan dengan pakaian dalam perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com