Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi soal Rencana Konversi Kompor Listrik, dari Klaim Hemat hingga Munculnya Kekhawatiran Warga

Kompas.com - 24/09/2022, 16:04 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai masyarakat sudah terlanjur nyaman dengan penggunaan kompor elpiji karena proses memasak yang lebih cepat.

“Budaya masyarakat menggunakan kompor listrik sepertinya butuh waktu lebih lama untuk diubah. Jangankan orang miskin, kelompok menengah atas sebenarnya sudah lama mengenal kompor listrik. Tapi mereka nyaman pakai elpiji karena proses memasak lebih cepat,” kata Bhima dikutip dari Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Ia menilai ada banyak yang harus dipertimbangkan masyarakat terkait konversi ini.

Baca juga: Harga Mobil Listrik 2022

Pertama, dalam hal daya listrik di mana pemerintah harus benar-benar memastikan hal ini tidak membebani masyarakat.

“Daya listrik yang dibutuhkan untuk kompor listrik relatif besar, sementara kelompok 450 VA adalah golongan pemakai elpiji subsidi terbanyak sehingga kurang cocok. Kalau dinaikkan daya listriknya maka beban tagihan listrik akan naik dan merugikan orang miskin,” ungkap Bhima.

Selain itu, Bhima menilai pemberian kompor listrik yang lengkap dengan alat masaknya secara gratis menurutnya tidak mungkin dilakukan pemerintah karena mahal.

Adapun Bima juga menyoroti, saat pemerintah ingin mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, namun justru pemerintah dominan menggunakan batu bara dan pembangkit listrik di hulu.

“Jadi sama saja konsumsi listrik naik maka PLTU yang butuh batubara semakin tinggi. Beban hanya pindah dari penghematan di hilir jadi kenaikan pembelian batu bara dan BBM impor di hulu pembangkit,” imbuhnya.

Baca juga: Dikeluhkan Kian Boros, Ini Cara Menghemat BBM untuk Penggunaan Sehari-hari

5. Pemerintah tunda program konversi kompor listrik

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah akan menunda program konversi kompor listrik.

“Dapat dipastikan bahwa program ini tidak akan diberlakukan di tahun 2022. Sampai saat ini pembahasan anggaran dengan DPR terkait dengan program tersebut belum dibicarakan dan tentunya belum disetujui,” ujar Airlangga dikutip dari Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).

Airlanggga menyebut, program masih merupakan ujicoba di mana ada prototipe sebanyak 2.000 unit dari rencana 300.000 unit yang diujicobakan di Bali dan Solo.

“Hasil dari uji coba ini akan dilakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan,” kata Airlangga.

Airlangga memastikan, pemerintah akan memperhatikan kepentingan masyarakat dalam program konversi ini. Terutama, soal biaya dan risiko serta akan melakukan sosialisasi lebih luas kepada masyarakat.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membersihkan Kompor Listrik dan Kompor Gas

(Sumber: Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo, Kiki Safitri | Editor Robertus Belarminus, Yoga Sukmana, Erlangga Djumena, Nur Jamal Shaid)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com