KOMPAS.com – Netizen di media sosial tengah ramai membicarakan mengenai kritikan penyanyi Mulan Jameela yang saat ini menjadi anggota DPR RI.
Netizen merespons positif pendapat Mulan yang menyampaikan kritik terkait wacana kompor listrik yang akan diterapkan pemerintah.
“Gue kali ini bela Mulan Jameela, meski kaga suka dg si doi. Tp dia benar, tagihan listrik akan sgt membengkak jika pake. Ini org2 yg pengen kompor listrik, pake sndr aja. Kami kerja rakyat banyak ga butuh kompor listrik. Butuhnya gas murah bahan makanan murah,” ujar salah satu akun di media sosial Twitter.
“Setuju bu mulan.. Dan lagi nih yah saya bingung dan kasian, begimana tuh tukan bakso sama tukang nasgor yg jualan keliling kalo pake kompor listrik? Bawa tiang listrik kemana mana?” ujar akun yang lain.
“Bokap gue udh lama punya kompor induksi. Itu kompor cuma bisa dipake sama panci besi dan pantat rata. Panci yg gak ketempelan magnet gak bakal bisa dipake di kompor ini. Well, Mulan said the right thing. Kompor listrik is useless.,” ujar akun yang lain.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Kompor Listrik?
Lantas, sebenarnya apa yang disampaikan Mulan Jameela dalam rapat tersebut?
Pernyataan Mulan yang ramai dibicarakan netizen di media sosial ini muncul saat agenda rapat kerja Komisi VII dengan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin pada Rabu (21/9/2022).
Dalam rapat tersebut, Mulan menilai adanya program konversi kompor listrik adalah menyelesaikan masalah dengan masalah baru.
“Menurut saya program koversi kompor gas ke induksi, sepertinya betul kata Pak Bambang. Ini menyelesaikan masalah ke masalah baru,” ujarnya, dikutip dari Kompas.TV, Kamis (22/9/2022).
Baca juga: Kompor Listrik Vs Kompor Induksi: Perbedaan dan Cara Kerjanya
Ia mengatakan pembahasan peralihan kompor LPG ke listrik adalah bahasan yang bisa dipahami oleh ibu-ibu termasuk dirinya.
“Berhubung saya ibu-ibu yang ngurusin urusan kompor di dapur, mengerti betul sebetulnya yang dibutuhkan kompor seperti apa,” ujarnya dalam rapat tersebut.
Mulan mengatakan, mengerti bahwa Kementerian Perindustrian hanya melaksanakan mandat, adapun kebijakan ada pada PLN dan Presiden.
Namun dirinya menilai program konversi kompor gas ke listrik adalah program yang terburu-buru.
Dirinya mengkritisi, harga kompor listrik Rp 1,5 juta, namun dengan harga demikian apakah hal tersebut sudah termasuk dengan wajan dan panci.
“Wajan, panci (untuk kompor listrik) mahal-mahal pak. Jujur porsinya saya di sini kapasitasnya sebagai anggota DPR RI sekaligus emak-emak,” katanya lagi.
Baca juga: Kompor Elpiji Vs Kompor Induksi, Hemat Mana?
Mulan menambahkan, dirinya saja di rumah yang sudah menggunakan kompor listrik tetap tak bisa lepas dari kompor gas.
“Kenapa (tak bisa lepas dari kompor gas)? Karena masakan Indonesia ya beda, bukan kaya masakan orang bule yang seukuran segitu. Apalagi kalau hajatan, apa cukup (masak pakai kompor listrik)?” kata dia.
Pihaknya memahami Kementerian Perindustrian hanya menjalankan mandat dan maksud peralihan ke kompor listrik adalah untuk menekan impor gas elpiji serta bagaimana menyelesaikan masalah oversupply PLN. Namun apakah hal tersebut merupakan solusi.
“Tapi, mbok ya dipikir, ini menimbulkan masalah lagi,” papar dia.
Baca juga: Perbedaan Kompor Listrik dengan Kompor Induksi, Mana Lebih Hemat?
Sementara itu, usai gaduhnya wacana peralihan kompor gas ke elpiji 3 kg menjadi kompor listrik induksi di masyarakat yang terjadi belakangan, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa program kompor listrik masih uji coba dan belum dilaksanakan tahun ini.
Airlangga menjelaskan program kompor listrik diuji coba sebanyak 2.000 unit dari rencana 300.000 unit yang akan dilaksanakan di Bali dan di Solo, Jawa Tengah.
“Hasil dari uji coba ini akan dilakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan,” ujar Airlangga dikutip dari Kompas.com, Minggu (24/9/2022).
Baca juga: Profil Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian
Utamanya, soal biaya dan risiko serta akan melakukan sosialisasi lebih luas kepada masyarakat.
“Pemerintah akan menghitung dengan cermat segala biaya dan risiko, memperhatikan kepentingan masyarakat, serta mensosialisasikan kepada masyarakat sebelum program diberlakukan,” kata Airlangga.
Baca juga: Soal Kompor Induksi, Ini Penjelasan PLN
Selain itu, pihaknya juga akan memastikan program konversi kompor elpiji 3 kg ke kompor listrik induksi tak akan berlaku pada 2022 dan saat ini pemerintah menurutnya belum memutuskan hal tersebut.
“Dapat dipastikan bahwa program ini tidak akan diberlakukan di tahun 2022. Sampai saat ini, pembahasan anggaran dengan DPR terkait dengan program tersebut belum dibicarakan dan tentunya belum disetujui,” katanya lagi.
Ia mengatakan pemerintah akan terus memantau dan menghargai pendapat masyarakat serta memonitor pemberitaan media.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Kompor Induksi dan Kelebihannya