Rob Blake Managing Director Channel Factory, UK, menemukan brand yang bisa menyelaraskan semua hal yang Gen Z sukai dari konten video Youtube mendapatkan 17 persen lebih tinggi untuk ROI (Return On Investment).
Terkait dengan kebiasaan, seperti kebiasaan berbelanja, menonton video di Youtube bisa memengaruhi kebiasaan dalam menentukan pembelian.
Data dari thrivemyway menunjukan 66 persen Gen Z sangat memerhatikan detail kualitas produk dari brand. Sebanyak 52 persen Gen Z mencari rekomendasi dari online influencer sebelum memutuskan beli produk, dan 43 persen Gen Z suka mencari konten product review.
Insight:
• Gen Z banyak mengonsumsi konten video di media sosial, terutama Youtube
• Gen Z cenderung menyukai konten video yang relevan, dibalut dengan komedi
• Gen Z juga mengonsumsi konten video yang bermanfaat agar bisa bantu mereka persiapkan masa depan
• Gen Z menonton konten video sebagai pertimbangannya sebelum membeli produk
Jadi apa yang brand bisa lakukan?
Setelah mengetahui hal apa saja yang membuat Gen Z bisa engage dengan konten video, brand bisa menentukan peran apa yang bisa dimainkan.
Dari penjelasan di atas, ada dua peran yang bisa brand ambil, yaitu: Penghibur dan Edukator.
Dari peran tersebut, brand bisa menentukan komunikasi dan isi video seperti apa yang akan dibangun di dalam konten video nantinya. Bagian ini brand bisa modifikasi untuk kepentingan penjualan produk, jasa, atau layanan.
Menggunakan influencer yang relevan dengan Gen Z menjadi salah satu cara untuk mempermudah brand menemukan wajah komunikasinya.
Beberapa pendekatan komunikasi di atas tentu bisa brand lakukan. Tetapi hal fundamental yang perlu brand ingat dan terapkan adalah autentisitas dan relevansi konten yang harus dijaga dengan ketat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.