Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
StratX Insight
Strategic & Experience

Konten StratX Insight adalah kolaborasi Kompas.com dan StratX

Sebuah ikhtiar bersama memberikan insight bagi Sahabat Kompas.com, terutama brand, pemilik usaha, entrepreneur, pengambil kebijakan perusahaan dan industri, serta siapa pun yang punya ketertarikan terhadap dunia usaha dan bisnis. 

StratX adalah bagian dari Kompas Gramedia (KG), hadir untuk mengungkap potensi dan menghadirkan pertumbuhan kinerja bagi para pelaku dan pemilik usaha.

Anak Muda Indonesia Tidak Bisa Hidup Tanpa Video

Kompas.com - 31/08/2022, 16:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penulis: Tim StratX

PERKEMBANGAN zaman dan kemajuan teknologi mengantarkan kita untuk berinteraksi secara daring.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) belum lama ini mengeluarkan laporan “Profil Internet Indonesia 2022”.

Dalam laporannya, APJII mengungkapkan penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 77,02 persen pada 2021-2022.

Penetrasi internet di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 lalu, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 64,8 persen. Jika dilihat sampai tahun ini, ada kenaikan sekitar 12 persen.

Kenaikan penetrasi internet di Indonesia berpengaruh terhadap perkembangan ekosistem digital kita.

Hal ini dijelaskan di dalam laporan dari Redseer, di mana anak muda Indonesia dengan penetrasi internet dan penggunaan gawai yang besar, punya andil kuat untuk membuat ekosistem digital (e-commerce) dan media sosial Indonesia semakin berkembang pesat.

Data dari datareportal menyebutkan pengguna Facebook di Indonesia tahun 2022 mencapai 129,9 juta orang.

Kemudian pengguna Instagram mencapai 99,15 juta orang, pengguna TikTok mencapai 92,07 juta, dan pengguna Youtube mencapai 139 juta orang.

Youtube menjadi media sosial dengan jumlah pengguna paling banyak di Indonesia. Hal ini dipertegas oleh survei We Are Social yang menyatakan 96,9 persen masyarakat Indonesia usia 16-64 tahun rutin mengonsumsi video di internet.

Jika dibedah lebih dalam, anak muda dengan usia 18-24 tahun paling rajin menonton video. Mereka bisa menghabiskan waktu 3 jam per hari menonton video di berbagai platform media sosial.

Anak muda dengan rentang usia seperti itu, adalah generasi yang berkontribusi paling banyak pada konsumsi dan adopsi konten video di internet.

Sebagai konten, video menggabungkan format seperti audio dan visual sehingga mudah dipahami dan dibagikan.

Dengan kombinasi itu, konten video mempunyai kemampuan untuk menangkap perhatian lebih cepat dibandingkan dengan konten yang bentuknya hanya tulisan atau suara. Tidak heran jika masyarakat Indonesia, khususnya para remaja, rutin mengonsumsi video.

Gen Z dan Youtube: Teman Hidup?

Pada 2017 lalu, Defy Media dengan Adweek menggelar survei dan mendapat responden sebanyak 1.452 anak muda berusia 13-20 tahun. Survei ini menanyakan bagaimana pendapat anak muda tentang platform media sosial.

Platform media sosial yang paling populer di antara mereka adalah Instagram (69 persen). Sebanyak 50 persen responden mengaku tidak bisa hidup tanpa Youtube.

Hal ini menarik ditelisik untuk mengetahui mengapa anak muda atau Gen Z begitu bergantung dengan Youtube.

Kami melakukan desk research dan mendapat beberapa temuan menarik yang bermanfaat untuk brand atau pemangku kepentingan lain yang ingin mendekatkan diri dengan target audience seperti anak muda ini.

Brand bisa meracik ulang komposisi komunikasinya agar upaya pendekatan diri ini bisa lebih tepat sasaran.

CEO HK Strategies Indonesia Marianne Admardatine menyatakan, Gen Z mempunyai ketertarikan konten yang cukup menarik. Gaya penyampaian bercerita atau storytelling masih menjadi ketertarikan utama mereka walau diterapkan di platform digital.

Admardatine juga menyebutkan konten kreatif yang mudah menangkap perhatian generasi ini adalah konten yang dibalut dengan komedi, receh, sampai copywriting bernada sinis.

Hal ini senada dengan temuan kami selanjutnya. Menurut Global Web Index, Gen Z cenderung engage dengan konten video yang dibungkus komedi sinis atau satir, durasi video cenderung pendek, relevan, otentik, dan interaktif dengan audience.

Terkait dengan faktor interaktif, Gen Z menyukai konten video yang memicu interaksi dua arah dan melibatkan mereka dalam percakapan yang relevan.

Hermawan Kartajaya Founder dan Chairman MarkPlus, Inc memperkuat temuan ini dengan menyatakan secara kepribadian, Gen Z memiliki karakter yang lebih dinamis terhadap tren. Sehingga, mereka menyukai konten-konten ringan yang dibalut dengan nuansa humor.

Gen Z jadikan Youtube referensi

Temuan menarik kami selanjutnya adalah Gen Z tidak hanya tertarik dengan konten komedi atau receh saja, tetapi juga konten yang berbobot.

Menurut kacamata Youtube, 80 persen Gen Z menyatakan platform video ini membantu mereka menjadi lebih berpengetahuan luas.

Mereka juga menyatakan bahwa Youtube membantu mereka untuk mendapatkan ketrampilan baru yang bisa mendukung mereka di masa depan.

Sehingga, mereka juga engage dengan video-video yang bersifat informatif dan bertemakan DIY (Do It by Yourself). Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mengikuti kanal sains dan teknologi.

Kebiasaan Gen Z menonton video di Youtube mempunyai arti tersendiri untuk brand atau pemangku kepentingan lainnya. Hal yang menarik mengenai Gen Z adalah mereka sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka bisa menentukan sebuah kebiasaan dengan cara berbeda.

Brand bisa mengadaptasi konten video yang disukai oleh Gen Z di Youtube sebagai kendaraan mereka untuk beriklan.

Rob Blake Managing Director Channel Factory, UK, menemukan brand yang bisa menyelaraskan semua hal yang Gen Z sukai dari konten video Youtube mendapatkan 17 persen lebih tinggi untuk ROI (Return On Investment).

Terkait dengan kebiasaan, seperti kebiasaan berbelanja, menonton video di Youtube bisa memengaruhi kebiasaan dalam menentukan pembelian.

Data dari thrivemyway menunjukan 66 persen Gen Z sangat memerhatikan detail kualitas produk dari brand. Sebanyak 52 persen Gen Z mencari rekomendasi dari online influencer sebelum memutuskan beli produk, dan 43 persen Gen Z suka mencari konten product review.

Insight:

• Gen Z banyak mengonsumsi konten video di media sosial, terutama Youtube

• Gen Z cenderung menyukai konten video yang relevan, dibalut dengan komedi

• Gen Z juga mengonsumsi konten video yang bermanfaat agar bisa bantu mereka persiapkan masa depan

• Gen Z menonton konten video sebagai pertimbangannya sebelum membeli produk

Jadi apa yang brand bisa lakukan?

Setelah mengetahui hal apa saja yang membuat Gen Z bisa engage dengan konten video, brand bisa menentukan peran apa yang bisa dimainkan.

Dari penjelasan di atas, ada dua peran yang bisa brand ambil, yaitu: Penghibur dan Edukator.

Dari peran tersebut, brand bisa menentukan komunikasi dan isi video seperti apa yang akan dibangun di dalam konten video nantinya. Bagian ini brand bisa modifikasi untuk kepentingan penjualan produk, jasa, atau layanan.

Menggunakan influencer yang relevan dengan Gen Z menjadi salah satu cara untuk mempermudah brand menemukan wajah komunikasinya.

Beberapa pendekatan komunikasi di atas tentu bisa brand lakukan. Tetapi hal fundamental yang perlu brand ingat dan terapkan adalah autentisitas dan relevansi konten yang harus dijaga dengan ketat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com