Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehatkah Makan Telur Tiap Hari?

Kompas.com - 26/08/2022, 14:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Telur adalah bahan makanan yang murah, mudah didapat, dan bisa diolah menjadi apa saja.

Karena fleksibilitas inilah, telur adalah menu yang paling sering dijangkau oleh masyarakat.

Disajikan di pagi hari sebagai menu sarapan, atau pun dikonsumsi di malam hari sebagai pengganjal perut.

Telur hampir selalu ada di menu harian masyarakat kita. Jika tak menemani kopi pagi, telur akan menemani sajian malam mi instan.

Namun, sehatkah makan telur setiap hari? 

Baca juga: Bahaya Mencuci Telur Sebelum Disimpan, Sudah Tahu?

Kaitan antara telur dan kolesterol

Dikutip dari Healthline, rata-rata setiap orang akan mengonsumsi 289 telur per tahun. Dari penelitian ini, berarti dalam seminggu setiap orang minimal mengonsumsi 5 butir telur.

Beberapa ahli memperingatkan akan bahaya kolesterol dari sebutir telur.

Jika dikonsumsi setiap hari, bukan tak mungkin akan ada penumpukan kolesterol di dalam arteri dan memicu serangan jantung.

Namun menurut beberapa ilmuwan lain, penumpukan kolesterol tak disumbang hanya dari konsumsi telur saja.

Melainkan dari lauk pauk teman telur yang ikut dikonsumsi ketika sarapan atau makan malam, seperti daging sapi dan ayam, atau minyak residu gorengan.

Dr. Sanjiv Patel, ahli kardiologi di Memorial Care Heart and Vascular Institute di Orange Coast Medical Center California mengatakan bahwa meski telur bukan penyumbang utama, namun tetap sebuah ide bagus untuk membatasi pengonsumsian kolesterol harian.

"Telur aman, asal tak dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dalam satu hari," ujar Patel.

Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Telur Orak-arik atau Telur Rebus?

Benarkah telur memicu diabetes?

Dalam penelitian lain, ilmuwan melihat adanya koneksi antara kebiasaan mengonsumsi telur setiap hari dengan risiko peluang terkena gangguan penyakit diabetes tipe 2.

Penelitian tersebut diterbitkan dalam British Journal of Nutrition, dilansir dari The Indian Express.

Setelah penelitian dilakukan dalam kurun waktu tertentu, didapatkan kesimpulan bahwa partisipan yang mengonsumsi telur dalam takaran banyak memiliki aktivitas fisik yang sangat kurang dibanding mereka yang lebih sedikit mengonsumsi telur.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com