Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra Satelit: Lapisan Es Antartika Runtuh Lebih Cepat dari yang Diperkirakan

Kompas.com - 12/08/2022, 06:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gletser di tepi Antartika menumpahkan gunung es lebih cepat daripada kemampuan alam menggantinya kembali.

Dilansir dari Reuters, Rabu (10/8/2022), satelit menunjukkan, dalam 25 tahun terakhir kecepatan lelehan es lapisan terbesar di dunia itu naik dua kali lipat.

Studi pertama dalam bidang ini yang dipimpin peneliti dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Hasil penelitian menimbulkan kekhawatiran baru tentang seberapa cepat pemanasan global menipiskan es Antartika dan menaikkan permukaan air laut.

Penelitian ini menemukan bahwa jumlah es pada gletser Antartika yang pecah lalu kembali ke laut hampir sama banyaknya dengan es yang meleleh karena penipisan dari bawah yang disebabkan memanasnya air laut.

Baca juga: Gunung Es Sebesar Kota London Runtuh dari Lapisan Es Antartika

Massa es Antartika berkurang 12 triliun ton sejak 1997

Gletser Thwaites, salah satu gletser yang mencair paling cepat di Antartika. Gletser ini juga dijuluki sebagai Gletser Kiamat. British Antarctic Survey via LIVE SCIENCE Gletser Thwaites, salah satu gletser yang mencair paling cepat di Antartika. Gletser ini juga dijuluki sebagai Gletser Kiamat.

Analisis menyimpulkan, sejak 1997 penipisan dan pembelahan mengurangi massa es Antartika sebanyak 12 triliun ton. Hal ini adalah dua kali lipat dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Ilmuwan JPL Chad Greene dalam penelitiannya mengatakan, bongkahan es yang hilang karena pecah pada seperampat abad terakhir mencakup hampir 37.000 kilometer persegi, nyaris seluas Swiss.

"Tepi Antartika runtuh, dan ketika bongkahan es melemah dan menyusut, gletser besar di benua itu akan meningkatkan dan mempercepat kenaikan permukaan air laut," katanya dalam temuan NASA itu.

Ia mengatakan, konsekuensinya bisa sangat besar. Antartika menahan 88 persen potensi permukaan air laut di seluruh daratan es.

Bongkahan yang menempel di daratan es yang mengapung permanen di air beku membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terbentuk.

Baca juga: Gunung Es Sebesar Kota London Runtuh dari Lapisan Es Antartika

Ilustrasi penguin Adelie, penguin Antartika. Sekelompok peneliti mengungkapkan evolusi penguin yang mengubah burung ini dari bisa terbang, menjadi burung penyelam dan perenang handal yang tidak bisa terbang.SHUTTERSTOCK/nwdph Ilustrasi penguin Adelie, penguin Antartika. Sekelompok peneliti mengungkapkan evolusi penguin yang mengubah burung ini dari bisa terbang, menjadi burung penyelam dan perenang handal yang tidak bisa terbang.

Bongkahan itu bertindak seperti penopang, yang jika tidak ada maka semuanya akan dapat masuk ke air laut dengan cepat dan kemudian menaikkan permukaan air laut.

Ketika lapisan es stabil, siklus bongkahan itu pecah dalam jangka panjang dan terbentuk kembali ke ukuran sebelumnya, dengan konstan.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, air laut yang menghangat memperlemah bongkahan dari bawah.

Fenomena ini sebelumnya didokumentasikan satelit altimeter yang mengukur perubahan ketinggian es dan menunjukkan kerugian rata-rata 149 juta ton per tahun dari 2002 hingga 2020, menurut NASA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com