Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Khas Surabaya, Apa Saja?

Kompas.com - 06/08/2022, 15:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Surabaya adalah salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki banyak makanan khas atau kuliner yang enak.

Kuliner di Surabaya identik dengan cita rasa yang gurih dan pedas. Beberapa kuliner yang di Surabaya jarang ditemui di kota besar lainnya.

Baca juga: Resep Rujak Cingur Khas Surabaya, Pakai Pisang Batu

Berikut sejumlah kuliner khas Surabaya yang dirangkum Kompas.com:

1. Rujak Cingur

Sesuai namanya, rujak cingur terbuat dari moncong sapi dengan tambahan bumbu kacang dan petis sehingga menambah rasa gurih hidangan ini.

Cingur itu diolah dengan cara direbus setelah dipotong kecil-kecil.

Satu porsi rujak cingur berisi potongan cingur, sayuran, saus kacang tanah yang dipadukan dengan bumbu petis.

Selain rasanya yang khas, tekstur cingur kenyal seperti jeroan sapi. Hidangan ini bisa disajikan bersamaan dengan ketupat agar mengenyangkan.

Beberapa resktoran di Surabaya yang menjual hidangan rujak cingur adalah Rujak Cingur Achmad Jais, Rujak Cingur Sedati Bu Aini, atau Rujak Cingur Genteng.

Baca juga: Makanan Enak di Malang yang Wajib Dicoba

2. Lontong Balap

Kuliner satu ini merupakan salah satu makanan khas di Surabaya yang terbuat dari lontong dan tahu goreng.

Selain lontong dan tahu goreng, ada tambahan lenthp yang kemudian disiram dengan cambah atau kuah tauge.

Lentho sendiri adalah camilan khas Jawa yang terbuat dari kacang tolo atau bisa juga dari kacang hijau.

Dilansir dari Kompas.com, kuliner ini dinamai lontong balap lantaran dahulu para penjualnya berasal dari satu kawasan yang berangkat naik sepeda bersama-sama untuk sampai ke satu tempat jualan.

Dalam perjalanan berangkat itu, mereka saling berkebut-kebutan sehingga dijuluki penjual lontong balap.

Baca juga: Makanan Asinan Enak di Bogor, Ada sejak 1960-an

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com