Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan unggahan seorang warganet berisi keluhan atas pelayanan persalinan di RSUD Jombang.
Dalam unggahannya, disebutkan bahwa anak pertama dari adik sepupunya meninggal dunia karena diduga terjadi kesalahan saat persalinan.
Suami pasien, Yopi Widianto (26) mengatakan, usia kandungan istrinya saat dibawa ke RSUD Jombang masuk pada usia 9 bulan.
Sejak hamil, baik bidan maupun dokter yang memeriksa istrinya, sudah memberikan informasi jika persalinan perlu dilakukan dengan cara operasi.
Pihak Puskesmas juga memutuskan untuk merujuk pasien ke RSUD Jombang.
"Kalau (rujukan) dari Puskesmas sih begitu (operasi sesar), kata istri saya karena waktu di Puskesmas saya tidak ada. Tapi oleh rumah sakit tetap dipaksa menjalani kelahiran (persalinan) normal," kata Yopi, Senin (1/8/2022).
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Jombang, Vidya Buana mengatakan, pihaknya melakukan persalinan normal karena saat itu kepala bayi sudah berada di pangkal panggul.
Hasil observasi tim medis juga tidak mengharuskan persalinan dilakukan dengan operasi sesar.
Apalagi, kondisi pasien juga sangat layak untuk menjalani persalinan normal tanpa harus dengan operasi sesar.
"Dasar kenapa tidak dilakukan SC (operasi sesar), bahwa saat si ibu datang, kepala (bayi) sudah masuk ke dasar panggul, dan buktinya, kepala bayi bisa lahir dengan lancar waktu itu," kata Vidya, Senin.
Namun, persoalan muncul saat persalinan berlangsung.
Kelahiran bayi yang diawali dengan keluarnya kepala, tidak berjalan mulus. Badan bayi tidak bisa didorong keluar hingga sang bayi meninggal dunia.
Pihak RSUD Jombang memastikan, proses penanganan persalinan normal berujung kematian sang bayi, sudah dilakukan sesuai prosedur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.