Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala dari Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diderita Ruben Onsu

Kompas.com - 23/07/2022, 13:25 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Baru-baru ini, aktor sekaligus pembawa acara kondang di Indonesia Ruben Onsu dikabarkan mengidap empty sella syndrome.

Hal itu diungkapkannya dalam sebuah acara reality show yang disiarkan di televisi.

Sebelumnya, Ruben mengaku telah melakukan rangkaian pemeriksaan dan terdapat dugaan lesi otak di kepalanya.

Kondisi itu membuat suami dari penyanyi Sarwendah ini harus menerima donor lantaran membutuhkan lebih banyak darah.

Lantas apa itu empty sella syndrome?

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lesi Otak seperti yang Diidap Ruben Onsu?

Apa itu empty sella syndrome?

Dilansir dari Healthline (23/7/2022), empty sella syndrome adalah kelainan langka yang berhubungan dengan bagian tengkorak atau disebut sella tursika.

Sella tursika merupakan lekukan di tulang sphenoid di dasar tengkorak yang memegang kelenjar pituitary.

Pada penderita empty sella syndrome, kelenjar pituitarinya terlihat seperti hilang. Padahal faktanya, sella tursika sebenarnya tidak kosong, dan kelenjar itu juga ada.

Penderita empty sella syndrome hanya memiliki kelenjar pituitari yang lebih kecil. Di beberapa kasus, kelenjar tersebut bahkan tidak muncul pada saat pemeriksaan.

Baca juga: Justin Bieber Alami Ramsay Hunt Syndrome, Ini Bedanya dengan Stroke

Penyebab empty sella syndrome

Dikutip dari Hopkins Medicine, empty sella syndrome dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu empty sella syndrome primer dan empty sella syndrome sekunder.

Yang membedakan dari kedua jenis itu adalah penyebabnya.

Empty sella syndrome primer lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi.

Sementara, empty sella syndrome sekunder terjadi karena perubahan genetik (mutasi), cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.

Pakar kesehatan tidak mengetahui secara pasti penyebab empty sella syndrome primer. Namun, empty sella syndrome sekunder bisa disebabkan oleh cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.

Baca juga: Tiga Cara meningkatkan Motivasi bagi Pendamping Down Syndrome

Beberapa pengidap emtpy sella syndrome mengalami sakit kepala kronis.
Dok. Shutterstock Beberapa pengidap emtpy sella syndrome mengalami sakit kepala kronis.

Gejala empty sella syndrome

Penderita empty sella syndrome bisa saja tidak memiliki gejala apapun. Namun, beberapa penderita empty sella syndrome sekunder akan mengalami sejumlah gejala, seperti:

  • Impotensi pada pria
  • Keinginan berhubungan seks berkurang
  • Menstruasi yang tidak teratur.

Kendati demikian, gejala yang dialami penderita empty sella syndrome bervariasi tergantung pada usia dan penyebab empty sella syndrome yang ada.

Banyak juga pasien empty sella syndrome yang mengalami sakit kepala kronis.

Kendati demikian, dokter tidak yakin apakah gelaja tersebut terkait dengan empty sella syndrome atau tekanan darah tinggi yang dialami oleh pasien empty sella syndrome.

Dikutip dari Healthline, empty sella syndrome juga dikaitkan dengan peningkatan tekanan di tengkorak, yang dapat menyebabkan gejala:

  • Cairan tulang belakang bocor dari hidung
  • Pembengkakan saraf optik di dalam mata
  • Masalah penglihatan.

Bagi pasien yang mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke penyedia layanan kesehatan.

Sebab, untuk mendiagnosis penyakit ini dibutuhkan beberapa pemeriksaan, seperti CT-scan dan MRI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com