Aji mengungkapkan jika babat sapi yang terdapat cacing Paramphistomum masih dapat dikonsumsi oleh manusia.
Hal tersebut dikarenakan infeksi cacing Paramphistomum tidak menular kepada manusia, sehingga tidak berisiko zoonosis.
"Jadi untuk masyarakat tidak perlu cemas, tidak ada resiko kesehatan," ungkap Aji.
Baca juga: 10 Resep Olahan Daging Kambing untuk Ide Masakan Idul Adha
Akan tetapi sebelum diolah, Aji menyarankan babat sapu yang terdapat cacing Paramphistomum untuk dibersihkan terlebih dahulu sebelum diolah.
Pembersihan dinilai sebagai sebuah kelayakan makanan yang dimakan manusia, dengan anggapan manusia tidak memakan cacing.
"Jadi setelah dibersihkan, babat sudah layak konsumsi," jelas Aji
Apabila masyarakat mendapati adanya cacing Paramphistomum pada potongan babat sapi, maka dapat membersihkannya sampai cacing tersebut tercabut.
"Ya dikerok dan dibersihkan saja. Karena cacingnya melekat di dinding rumen, jadi harus dikerok hingga tercabut," pungkas Aji.
Baca juga: Mengapa Idul Adha Disebut Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji? Ini Sejarahnya