Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Peluncuran Satelit Pertama Indonesia Palapa

Kompas.com - 08/07/2022, 10:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 9 Juli, memegang tonggak sejarah penting bagi kemajuan telekomunikasi bangsa Indonesia.

46 tahun lalu, tepatnya 9 Juli 1976, satelit sistem komunikasi Indonesia Palapa diluncurkan.

Dilansir dari Kementerian dan Kebudayaan, peluncuran satelit Palapa pertama A1 dilakukan dari Cape Kennedy, Florida, Amerika Serikat. Peluncuran disiarkan secara langsung TVRI.

Peluncuran di AS ini dilakukan pada 8 Juli 1976 pukul 19.30 waktu setempat atau 9 Juli 1976 pukul 06.30 WIB.

Oleh karena itu, 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa.

Nama Satelit Palapa diberikan oleh Presiden kedua RI Soeharto, mengambil nama sumpah yang diucapkan Gajah Mada di masa Kerajaan Majapahit pada 1336 untuk menyatukan Nusantara.

Melalui nama ini, Soeharto berharap Indonesia dapat mengulang kembali kejayaannya seperti sejarah Nusantara.

Peluncuran dilakukan menggunakan melalui roket Delta 2914, roket milik Badan Penerbangan Qmerika Serikat (NASA).

Baca juga: Hari Satelit Palapa 9 Juli, Sejarah dan Perkembangan Teknologi Satelit

Satelit Palapa A1

Dilansir dari Antara, Satelit Palapa dibuat oleh Hughes Aircraft Company.

Secara fisik, satelit ini memiliki bobot 574 kilogram, tinggi 3,7 meter, diameter 1,9 meter, dan diameter antara sepanjang 1,5 meter.

Satelit ini menggunakan teknologi yang sama dengan teknologi yang digunakan untuk satelit Anik dan Westar milik Kanada dan Amerika Serikat.

Satelit tersebut didesain sedemikian rupa untuk mengoptimalkan pancaran sinyal ke seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Secara lebih spesifik, Palapa ini digunakan sebagai pemancar sinyal televisi, radio, dan telepon.

Ketika itu, pengoperasian Palapa A1 ada di bawah Perumtel atau saat ini berganti nama menjadi Telkom, untuk sistem komunikasi, siaran TVRI, dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Baca juga: Hari Satelit Palapa, Tingkatkan Teknologi di Bidang Pendidikan

Regenerasi Satelit Palapa

Dalam perkembangannya Satelit Palapa mengalami beberapa kali pergantian, karena satelit sebenarnya memiliki jangka waktu yang terbatas.

Satelit Palapa A1 mengorbit mulai 1976-1983. Setelah 6 tahun mengangkasa, keberadaannya digantikan oleh Satelit Palapa A2 yang beroperasi mulai 1977-1987.

Satelit kedua ini sebenarnya adalah satelit cadangan yang dioperasikan apabila satelit A1 mengalami kegagalan.

Palapa A2 diluncurkan dengan roket yang sama dengan roket yang digunakan untuk meluncurkan Palapa A1, yaitu roket Delta 2914 pada Maret 1977.

Satelit Palapa B1

Setelah itu, Pemerintah meluncurkan Satelit Palapa B1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger pada 18 Juni 1983.

Meski berbeda nama, tetapi satelit Palapa B dibuat perusahaan yang sama dengan Palapa A.

Hanya saja, Palapa B1 dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California, Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong, dan Fillmore di Ventura City.

Satelit Palapa B1 beroperasi kurang lebih 7 tahun dan berhenti dioperasikan pada 1990.

Sebagai penerusnya, Satelit Palapa B2 meluncur. Namun, satelit yang merupakan rencana cadangan dari Satelit Palapa B1 ini dalam peluncurannya di tanggal 3 Februari 1984 mengalami kegagalan.

Kegagalan ini dipicu oleh motor perige yang tidak dapat berfungsi maksimal.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: STS-7 Challenger Meluncur, Bawa Satelit Palapa ke Antariksa

Satelit Palapa B2P

Akibatnya, Pemerintah membuat proyek Satelit Palapa B2 Pengganti (B2P) untuk mengganti Palqpa B2 yang gagal diorbitkan.

Palapa B2P pun diluncurkan secara konvensional pada 20 Maret 1987, melalui media roket sebagaimana Palapa A1 dan A2.

Sedihnya, peluncuran Palapa B2P dilakukan pada tahun 1986, Namun karena adanya kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara dan menewaskan kru pesawat, peluncuran ini ditunda hingga 1 tahun lamanya.

Terkait Palapa B2 yang gagal diluncurkan, pada 13 April 1990 perbaikan dilakukan oleh pemerintah dengan menunjuk Sattel Technologies sebagai pelaksananya.

Setelah diperbaiki, Palapa B2 berhasil diluncurkan menggunakan Delta 6925, namun namanya berubah menjadi Palapa B2R.

Satelit Palapa B4

Pada 1992, tepatnya 14 Mei, satelit Palapa B4 diluncurkan. Palapa B4 memiliki masa operasional hingga tahun 2005.

Selanjutnya, diluncurkanlah satelit Palapa C1 dan C2 pada 1996.

Walaupun dibuat oleh perusahaan yang sama dengan Palapa A dan B, Palapa C mampu menjangkau area yang lebih luas seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang, dan Australia.

Satelit Palapa C juga dioperasikan oleh operator dalam negeri, yaitu Satelindo yang sekarang berganti nama menjadi Indosat.

Dan pada 2009, Palapa D diorbitkan. Satelit yang dibuat oleh Thales Alenia Space, Prancis ini akan beroperasi hingga 2024 mendatang.

Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3 satelit ini mencakup Asia, Asia Tenggara dan seluruh Indonesia.

Baca juga: Inilah 7 Satelit Palapa yang Dimiliki Indonesia

Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD)

Pemerintah Indonesia mulai membangun SKSD ini pada tahun 1974 dan selesai pada 1976 dengan diluncurkannya Palapa A1.

Total, proyek satelit ini mampu diselesaikan pemerintah Indonesia dalam waktu 17 bulan.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan negara pertama di Asia dan ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik setelah Amerika Serikat dan Kanada.

Pada saat itu, sistem komunikasi di Indonesia masih belum seperti saat ini, kondisinya relatif terbilang buruk.

Di saat yang sama, Indonesia perlu sistem komunikasi yang kelihatan baik, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki wilayah lautan yang luas.

Peluncuran satelit pun diharapkan bisa menjadi solusi atas kebutuhan komunikasi ini.

Komunikasi antar wilayah di Indonesia, diharapkan bisa menjadi lebih mudah dan lancar dilakukan dengan telepon, telegram, telex, dan televisi.

Adapun biaya proyek satelit ini menghabiskan anggaran hingga mencapai Rp 561 miliar.

Jumlah itu terdiri dari 13 persen untuk biaya satelit, 82 persen  untuk telepon, telex, telegram, dan transmisi.

Sisanya, sebanyak 8 persen untuk televisi.

Meski sudah diluncurkan pada 9 Juli 1976, tetapi mayarakat Indonesia baru bisa merasakan manfaatnya 10 hari setelah peluncuran Palapa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Instansi yang Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2023 untuk Formasi Disabilitas

Instansi yang Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2023 untuk Formasi Disabilitas

Tren
Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Tren
Ramai soal Seseorang yang Hobi Makan Banyak tapi Susah Gemuk, Kok Bisa?

Ramai soal Seseorang yang Hobi Makan Banyak tapi Susah Gemuk, Kok Bisa?

Tren
Ini Kesalahan Sopir yang Kerap Dilakukan Saat Melalui Jalan Menurun hingga Sebabkan Rem Blong

Ini Kesalahan Sopir yang Kerap Dilakukan Saat Melalui Jalan Menurun hingga Sebabkan Rem Blong

Tren
Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Apakah Korban Dapat Santunan dari Jasa Raharja?

Kecelakaan di Exit Tol Bawen, Apakah Korban Dapat Santunan dari Jasa Raharja?

Tren
Kronologi dan Motif Penculikan WNI di Malaysia Selama 10 Hari

Kronologi dan Motif Penculikan WNI di Malaysia Selama 10 Hari

Tren
Mengapa Anjing Suka Mengubur Tulang?

Mengapa Anjing Suka Mengubur Tulang?

Tren
Diprediksi Sepi, Konser SMTOWN LIVE 2023 Justru Pecah

Diprediksi Sepi, Konser SMTOWN LIVE 2023 Justru Pecah

Tren
Kawasan Bromo Dibuka Kembali Usai Kebakaran akibat 'Flare Prewedding'

Kawasan Bromo Dibuka Kembali Usai Kebakaran akibat "Flare Prewedding"

Tren
Warganet Kesulitan Akses Ayonaik.kcic.co.id, Apakah Pendaftaran Uji Coba Kereta Cepat Tahap 2 Diundur?

Warganet Kesulitan Akses Ayonaik.kcic.co.id, Apakah Pendaftaran Uji Coba Kereta Cepat Tahap 2 Diundur?

Tren
17 Instansi yang Buka Formasi CPNS dan PPPK 2023 untuk Semua Jurusan

17 Instansi yang Buka Formasi CPNS dan PPPK 2023 untuk Semua Jurusan

Tren
Cara Menggabung Beberapa File PDF Jadi Satu Dokumen yang Bisa Diunduh

Cara Menggabung Beberapa File PDF Jadi Satu Dokumen yang Bisa Diunduh

Tren
Menilik Exit Tol Bawen, Lokasi Kecelakaan Maut Truk dan 17 Kendaraan Motor

Menilik Exit Tol Bawen, Lokasi Kecelakaan Maut Truk dan 17 Kendaraan Motor

Tren
Kecelakaan Bawen Terjadi akibat Rem Blong di Jalan Turun, Pakar Sebut Bukan Hanya Kelalaian Sopir

Kecelakaan Bawen Terjadi akibat Rem Blong di Jalan Turun, Pakar Sebut Bukan Hanya Kelalaian Sopir

Tren
Bagaimana Cara Kaktus Beradaptasi dengan Lingkungan Hidupnya?

Bagaimana Cara Kaktus Beradaptasi dengan Lingkungan Hidupnya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com