KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi yang menyebutkan, Rusia mengizinkan perempuan untuk membunuh pemerkosa untuk pertahanan diri, beredar di media sosial pada Kamis (23/6/2022).
"Taukah kamu bahwa hukum di Rusia akan memperbolehkan seorang wanita untuk membunuh si pemerkosa demi mempertahankan dirinya tanpa terjerat hukum jika memang terbukti tidak ada cara lain untuk mempertahankan dirinya, korban akan mendapat dukungan penuh dalam memperjuangkan haknya oleh pemerintah!" tulis keterangan unggahan pada twit ini.
Selain itu, informasi serupa juga beredar di Facebook dengan judul "New Law In Russia Allows Women To Kill Rapists In Self-Defense" pada 20 November 2016.
Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menyatakan perang terhadap pemerkosa dan pedofil.
Hingga Sabtu (25/6/2022) unggahan tersebut sudah direspons sebanyak 83 kali dan dibagikan sebanyak 233 kali oleh pengguna Facebook lainnya.
Lalu, apakah informasi ini benar?
Dilansir dari africacheck, (10/3/2020), unggahan serupa dengan judul "The new law in Russia allows women to kill their rapist in Self defense" pun sempat beredar di Facebook.
Unggahan itu berisi informasi klaim yang dibuat dalam grafik yang diunggah di Facebook di Afrika Selatan pada 3 September 2019.
Bahkan, unggahan tersebut sudah dibagikan sebanyak 149.000 kali oleh pengguna Facebook lainnya.
Menurut penelusuran tim Africa Check, informasi tersebut berasal dari dua sumber.
Pertama, di grup "men's right" di situs web Reddit yang menautkan ke artikel lama di situs Majalah Natural Healing Improvement.
Kedua, artikel di situs Uganda Cyclone Times, diterbitkan pada 27 Januari 2018. Dalam artikel itu mengklaim bahwa presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang memungkinkan perempuan untuk membunuh pemerkosa mereka.
Artikel ini tidak memberikan tanggal, sumber, atau lokasi tertentu di Rusia.
Artikel itu mengaku mengutip Putin yang menyebut undang-undang itu sebagai “langkah untuk mengekang ketidakadilan Rusia terhadap kehidupan manusia”, tetapi tidak memberikan sumber kutipan.
Selain itu, Africa Check juga tidak dapat menemukan bukti bahwa Putin pernah mengatakan ini.