Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Subvarian BA.4 dan BA.5, Ahli Sarankan Booster dengan Vaksin Berbasis mRNA

Kompas.com - 18/06/2022, 20:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menghadapi gelombang infeksi Covid-19 akibat virus varian Omicron subvarian BA.4 dan BA.5, ahli mengimbau agar masyarakat melakukan suntik vaksin dosis lanjutan atau booster dengan menggunakan vaksin berbasis mRNA.

Imbauan itu disampaikan oleh praktisi public health security sekaligus epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman.

Bukan tanpa alasan, Dicky menyebut vaksin berbasis mRNA memiliki efektivitas yang paling tinggi dalam menghadapi varian-varian Omicron jika dibandingkan dengan vaksin berbasis protein subunit, virus yang dimatikan (inactivated virus), atau viral vector.

"Update data efikasi vaksin dari riset yang dimuat di Nature menunjukkan bahwa merespons subvarian Omicron apalagi BA.4 BA.5 maka booster vaksinasi dengan mRNA (Pfizer atau Moderna) jadi sangat penting," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (17/6/2022).

Saat ini, cakupan dosis vaksin booster di Indonesia baru mencapai 23,1 persen sasaran atau sekitar 48,7 juta orang yang menerimanya.

Baca juga: Diperkirakan Puncak Kasus 20.000 Per Hari, Ini Cara Mencegah Penyebaran Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Menghadapi gelombang infeksi subvarian BA.4 dan BA.5, Dicky berharap cakupan vaksinasi dosis ketiga di Tanah Air sudah bisa mencapai angka 50-70 persen.

"Mengejar cakupan dosis 3 sampai setidaknya 50 persen di populasi umum dan 70 persen di populasi rawan/berisiko," ujar dia.

Di Indonesia sendiri, vaksinasi booster menggunakan beragam jenis vaksin, tak hanya vaksin yang berbasis mRNA.

Dengan melihat data efikasi terbaru yang dipublikasikan, maka Dicky menyarankan agar ke depannya pemerintah hanya menggunakan vaksin berbasis mRNA saja.

"Saya sarankan booster dengan mRNA saja sesuai data riset efikasi vaksin terakhir," ungkapnya.

Untuk diketahui, vaksin mRNA adalah vaksin yang menggunakan duplikat dari molekul yang disebut sebagai RNA pembawa (messenger RNA) untuk memproduksi respons imun tubuh.

Di Indonesia, vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang digunakan ada 2, yakni vaksin produksi Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Berdasarkan uji klinis yang dilakukan, keduanya memiliki tingkat efikasi mencapai 95 persen.

Baca juga: Epidemiolog: Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Mudah Menginfeksi

Gelombang infeksi BA.4 dan BA.5

Diketahui, saat ini Indonesia tengah menghadapi peningkatan kasus infeksi harian akibat merebaknya virus corona subvarian BA.4 dan BA.5.

Terakhir, data Satgas Penanganan Covid-19 pada Jumat (17/6/2022), terdapat 1.220 kasus infeksi baru dalam satu hari.

Puncak dari gelombang infeksi ini diperkirakan akan terjadi pada pekan ketiga atau keempat bulan Juli 2022 dengan angka infeksi harian maksimal diperkirakan sekitar 25.000 kasus.

Meski dampak keparahan dan kesakitan relatif rendah, namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada, menerapkan protokol kesehatan, dan melakukan vaksinasi (bagi yang belum).

Semua ini demi mencegah terjadinya peningkatan kasus yang jauh lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com