Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Ramalan Gempa di Indonesia: Jangan Percaya!

Kompas.com - 11/06/2022, 11:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Memicu kecemasan dan ketakutan warga

Terlebih, hasil kajian prediksi tersebut disebarluaskan di Mamuju seperti saat ini, di mana masyarakatnya sedang dilanda kecemasan, ketakutan, dan trauma akibat terdampak gempa, tentu hal ini tidak elok karena memicu kecemasan dan ketakutan warga.

Untuk itu, Daryono mengingatkan, seyogiyanya, jangan terburu-buru menyebarkan informasi prediksi jika hasilnya belum terbukti akurat sehingga belum teruji.

Lain halnya, jika serangkaian ujicoba dalam kajian prediksi gempa sudah sering dilakukan dan hasilnya terbukti andal, tepat dan akurat.

Maka hasil kajian ini dapat diterbitkan terlebih dahulu di beberapa publikasi jurnal ilmiah internasional bergengsi dan terindeks global (Q1).

Pada tahapan ini hasil kajian prediksi gempa akan ditelaah oleh para pakar terkait, baik kerangka pikir, metode, data, cara penelitian, termasuk kesahihan landasan konsep/teori yang digunakan.

Selanjutnya, manuskrip wajib diseleksi melalui serangkaian peer review yang ketat.

"Jika publikasi tersebut berhasil, maka selanjutnya dapat disahkan secara operasional oleh lembaga terkait, maka informasi prediksi gempa baru bisa dioperasionalkan untuk diinformasikan kepada masyarakat luas," kata dia.

Tentunya informasi prediksi gempa semacam ini, kata Daryono, sudah terbukti akurat hingga diharapkan dapat menyelamatkan masyarakat kita dari bahaya gempa.

"Tetapi sayangnya hingga saat ini di seluruh dunia belum ada peneliti perorangan, kelompok riset, maupun lembaga yang mampu dan berhasil memprediksi gempa dengan tepat dan akurat, sehingga prediksi gempa belum dioperasionalkan, dan belum layak diinformasikan kepada masyarakat luas," katanya.

Baca juga: Suhu Panas Akhir-akhir Ini, Ini Penyebab dan Imbauan dari BMKG

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com