"Mereka berusaha untuk menunjukkan identitasnya melalui aksi-aksi yang spektakuler supaya dapat pengakuan. Kalau identitas yang ditunjukkan itu sama dengan orang lain, bagi mereka itu tidak ada artinya," jelas dia.
Guna menghentikan fenomena berbahaya ini, Drajat berharap agar para remaja menyadari bahwa hal yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan adalah fungsi dan tanggung jawab diri, bukan identitas.
Tentu, proses ini harus dibantu oleh orang-orang di sekitarnya, seperti orang tua, guru, dan tokoh masyarakat.
Selain itu, para remaja juga harus memikirkan efek dari publikasi tersebut.
"Sebab apa yang mereka tampilkan itu akan berpengaruh pada pandangan orang yang dikaitkan dengan nilai-nilai hidup masyarakat, norma-norma, moralitas, dan sebagainya," ujarnya.
"Artinya kalau mereka mengambil gambar demikian, harus dipikirkan, apakah ini relevan dengan nilai masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Viral, Video Warganet Ungkap Perbedaan Indomie Goreng di Jawa Vs Luar Jawa, Ini Penjelasannya
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menilai, aksi pengadangan truk tersebut seharusnya dapat dicegah oleh orangtua masing-masing remaja.
Pola pengasuhan anak oleh orangtua harus diperjelas agar tidak terulang kejadian serupa.
"Situasi anak dalam kondisi apa pun itu tanggung jawab orangtua. Keluarga garda terdepan melindungi anak-anak," ujarnya dikutip dari Kompas.com (7/6/2022).
Diketahui selain peristiwa pengadangan truk di Jalan Otto Iskandardinata Kota Tangerang yang menewaskan Y, hal serupa juga terjadi di Jalan M Toha, Sangiang Jaya, Kota Tangerang pada Selasa (7/6/2022) dini hari.
Korban dalam peristiwa itu berinisial AF (14).
Baca juga: Viral, Twit soal Ibu Hamil Kelelahan Naik Turun Tangga di Stasiun Cakung, Ini Kata KAI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.