KOMPAS.com – Kasus cacar monyet saat ini tengah menjadi perhatian masyarakat dunia.
Kasus ini awalnya terdeteksi di sejumlah negara-negara di Eropa. Meski demikian pada Jumat (20/5/2022), Australia juga melaporkan adanya penemuan kasus kasus cacar monyet di wilayahnya.
Dikutip dari Reuters, Australia pertama kali mendeteksi adanya kasus cacar monyet pada seorang pelancong yang baru saja tiba dari Ingggris.
Kasus tersebut terjadi pada seorang pria berusia 30-an yang tiba di Melbourne.
Adapun kasus lain yang diduga sebagai cacar monyet tengah diidentifikasi pada pria berusia 40-an yang belakangan juga bepergian ke Eropa.
Adapun kedua pria tersebut memiliki gejala ringan.
Lantas apa saja gejala cacar monyet?
Baca juga: Update Kasus Konfirmasi Cacar Monyet, Tersebar di 14 Negara, Mana Saja?
Cacar monyet sebagaimana dikutip dari ABC News, disebabkan oleh virus cacar monyet, yakni anggota keluarga virus yang sama dengan cacar.
Virus ini biasanya jarang terlihat dan diketahui sebagai virus yang tidak mudah menyebar dari manusia ke manusia.
Cacar monyet jarang menyebabkan kondisi penyakit yang fatal.
Adapun penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang akan berlangsung dua hingga empat minggu yang terbagi dalam dua tahapan.
"Bagian awal adalah sekitar lima hari demam yang sangat tinggi, sakit kepala yang sangat parah, nyeri otot dan nyeri," kata Pakar Penyakit Menular, Profesor Senanayake.
Adapun tahapan lanjutan yakni akan muncul gejala ruam.
“Kemudian ruam, biasanya melibatkan wajah dan menyebar ke bawah dan telapak tangan maupun kaki,” ujarnya.
Ruam yang timbul menurutnya terdiri dari lesi kulit yang berisi nanah sebelum akhirnya mengeras, mengering dan rontok.