Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai 22 Mei hingga Akhir Mei, Ini Fenomena Astronomi yang Meramaikan Langit Indonesia

Kompas.com - 20/05/2022, 15:35 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertengahan bulan ini, 15-16 Mei 2022, terjadi fenomena Gerhana Bulan Total pertama di 2022.

Sayangnya, masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung lantaran wilayah Indonesia tidak dilewati gerhana.

Namun bagi pecinta astronomi, tak usah khawatir. Memasuki 10 hari terakhir di bulan Mei, serangkaian fenomena astronomi masih akan hadir menghiasi langit di atas kita.

Apa saja?

1. Konjungsi Inferior Merkurius

Dua hari lagi, tepatnya 22 Mei 2022 pukul 02.51 WIB atau 03.51 Wita atau 04.51 WIT, akan terjadi Konjungsi Inferior Merkurius.

Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan, Konjungsi Inferior Merkurius adalah konfigurasi ketika Matahari, Merkurius, dan Bumi berada pada satu garis lurus jika diamati dari bidang tegak lurus ekliptika.

Konjungsi Inferior hanya dialami oleh dua planet, yakni Merkurius dan Venus. Pasalnya, letak kedua planet tersebut berada di antara Bumi dan Matahari.

"Konjungsi inferior menandai pergantian ketampakan Merkurius dari yang semula petang hari menjadi pagi hari," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Andi melanjutkan, saat konjungsi inferior, Merkurius akan terlihat lebih besar dari Bumi dengan lebar sudut 12,21 detik busur.

Namun, karena letak Merkurius berada di depan Matahari jika diamati dari Bumi, maka sisi Merkurius yang menghadap Bumi tidak memantulkan cahaya Matahari.

Sehingga, Merkurius tampak gelap seperti fase Bulan baru atau yang disebut Konjungsi Solar Bulan.

Baca juga: Fenomena Astronomi Mei 2022: Full Flower Moon hingga Black Moon

2. Puncak Konjungsi Bulan-Saturnus

Masih 22 Mei mendatang, masyarakat juga bisa menikmati puncak Konjungsi Bulan dan Saturnus.

Dilansir dari Astronomical Almanac, konjungsi dalam istilah astronomi adalah sebuah peritiwa yang terjadi saat jarak sudut atau elongasi suatu benda dengan benda lainnya sama dengan nol derajat saat diamati dari Bumi.

Artinya, fenomena ini memperlihatkan benda langit yang berada dalam posisi berdekatan.

Andi menuturkan, puncak konjungsi Bulan dan Saturnus terjadi tengah hari pukul 11.43 WIB atau 12.43 Wita atau 13.43 WIT.

Oleh karenanya, masyarakat bisa menyaksikan secara langsung dengan mata telanjang di dua malam berturut-turut.

Pertama, pada 22 Mei dari arah timur hingga selatan, sejak tengah malam hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.

Kedua, pada 23 Mei dari arah timur hingga selatan, setelah tengah malam hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.

"Sudut pisah pada malam pertama (22 Mei) bervariasi antara 9-7 derajat. Sedangkan, sudut pisah pada malam kedua (23 Mei) bervariasi antara 7,7-9,5 derajat," terang Andi.

Baca juga: Edwin Hubble, Tokoh Astronomi yang Berjasa di Bidang Kosmologi

3. Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Mars

Masih fenomena konjungsi, kali ini antara Bulan, Jupiter, dan Mars yang akan terjadi pada 25 Mei 2022.

Masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena langit ini bisa melihat ke arah timur mulai pukul 02.15 waktu setempat, hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.

"Bulan bercahaya dengan iluminasi 28,5 persen fase sabit akhir, sedangkan magnitudo atau kecerlangan Mars dan Jupiter masing-masing sebesar +0,6 dan -2,2," papar Andi.

Menurut Andi, fenomena ini bisa disaksikan kembali pada 21-24 Juni 2022 dan 20-21 Juli 2022 mendatang.

Baca juga: Earendel, Bintang Terjauh yang Jaraknya 12,9 Miliar Tahun Cahaya

4. Okultasi Venus

Venus akan mengalami okultasi oleh Bulan pada 27 Mei 2022.

Okultasi adalah peristiwa terhalangnya benda langit yang tampak lebih kecil (seperti planet dan bintang) oleh benda langit lain yang tampak lebih besar (seperti Matahari dan Bulan), jika diamati dari Bumi.

"Hal ini dikarenakan konfiguasi ketiga benda langit membentuk garis lurus jika diamati dari bidang tegak lurus ekliptika," jelas Andi.

Selain itu, imbuhnya, benda langit yang tampak lebih kecil sebenarnya berada jauh di belakang benda langit lain yang jaraknya lebih dekat dengan Bumi.

Okultasi Venus secara global sendiri akan berlangsung mulai pukul 00.36 UT atau 07.36 WIB hingga 05.30 UT atau 12.30 WIB.

Penjelasan Andi, sebagian wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian provinsi Papua Barat, mengalami Okultasi Venus pada pagi hari hingga siang hari.

Sehingga, untuk menyaksikan fenomena ini, harus menggunakan alat bantu optik seperti teleskop.

Sebelum okultasi, Andi mengatakan bahwa Bulan akan berkonjungsi dengan Venus terlebih dahulu.

Peristiwa ini bisa disaksikan dari arah timur mulai pukul 03.30 waktu setempat dan berlangsung selama dua jam.

Adapun sebelumnya, fenomena Okultasi Venus juga pernah melewati Indonesia pada 30 Juni 2011 dan 18 September 2017. Dan akan kembali terjadi pada 14 September 2026 dan 27 Mei 2039.

Baca juga: Ini Planet di Tata Surya yang Memiliki Bulan Mengorbit ke Belakang

5. Matahari di atas Kabah

28 Mei 2022, merupakan puncak fenomena Matahari di atas Kabah atau Kulminasi Agung Kabah.

Andi menuturkan, fenomena ini terjadi saat nilai deklinasi Matahari sama atau selisihnya minimum terhadap lintang geografis Kabah.

"Ketika deklinasi Matahari bernilai sama atau selisihnya kecil dengan lintang geografis pengamat, Matahari akan berada tepat di atas kepala pengamat saat tengah hari. Fenomena ini disebut juga Kulminasi Agung," jelas dia.

Meski tidak terjadi di Indonesia, tetapi peristiwa ini bisa digunakan untuk mengecek atau meluruskan arah kiblat. Pasalnya, bayangan benda yang terbentuk saat Kulminasi Agung Kabah akan mengarah ke Kabah.

"Fenomena ini akan terjadi pukul 16.18 WIB atau 17.18 Wita atau 18.18 WIT. Sehingga dapat digunakan untuk mengecek dan meluruskan arah kiblat di Indonesia," tutur Andi.

Namun, pengecekan tersebut tidak bisa dilakukan untuk wilayah sebagian Propinsi Maluku mulai dari Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Kep. Tanimbar, Kabupaten Kep. Kei, Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya (kecuali Pulau Wetar), dan Kabupaten Kep. Aru.

Propinsi Papua Barat dan Propinsi Papua juga tidak bisa melakukan pengecekan arah kiblat.

Baca juga: Di Mana Gunung Tertinggi di Tata Surya?

6. Konjungsi Mars-Jupiter

Tanggal 29 Mei pukul 18.03 WIB, akan terjadi puncak konjungsi planet yakni konjungsi Mars dan Jupiter.

Penuturan Andi, konjungsi Mars dan Jupiter bisa disaksikan selama dua malam.

Pertama, pada 29 Mei mulai pukul 02.00 waktu setempat hingga 25 menit sebelum Matahari terbit, dengan sudut pisah 42-39 menit busur.

Kedua, keesokan paginya, 30 Mei 2022, mulai pukul 02.00 waktu setempat hingga 25 menit sebelum Matahari terbit dengan sudut pisah 37-39 menit busur.

Baca juga: 10 Destinasi Terbaik Dunia untuk Menikmati Matahari, Mana Saja?

7. Black Moon

Fenomena astronomi Mei 2022 ditutup dengan fenomena Bulan Hitam atau Black Moon, yakni fase Bulan baru kedua dalam satu bulan pada kalender Masehi.

Bulan Hitam kali ini terjadi pada pukul 18.30 WIB atau 19.30 Wita atau 20.30 WIT.

Sebelumnya, fenomena ini pernah terjadi di Indonesia pada 31 Oktober 2015 dan 30 Agustus 2019.

"Fenomena ini akan kembali terjadi pada 31 Desember 2024 dan 30 September 2027 mendatang," kata Andi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com